BI: Fintech Bisa Membantu Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Bawah

Kamis, 21 November 2019 05:57 WIB

Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Bank Indonesia Pungky Purnomo Wibowo menilai dengan adanya financial technology (fintech) bisa meningkatkan ekonomi di lapisan bawah. Seperti peer to peer landing menurutnya adalah salah satu cara untuk mereka bisa mendapatkan pendaanan dengan cepat, yang sebenarnya tidak terjangkau oleh perbankan.

"Begitu masuk peer to peer landing fenomenanya pasti sekarang kerja sama fintech pendanaan, karena perbankan enggak bisa masuk secara lincah ke desa-desa, itulah fintech," kata dia saat Ngobrol Tempo bertajuk Peran E-Commerce dalam Mendorong Peningkatan Industri Pembayaran Digital di Gedung Tempo, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.

Pungky menuturkan kalangan bawah pun membutuhkan likuiditas demi kelancaran usahanya. Ia mencontohkan seperti tukang sayur di pasar induk Kramat Jati "Mereka pagi-pagi sekali bisa tiba-tiba membutuhkan uang dengan nominal yang cukup besar dan cepat," kata dia.

Namun perbankan tidak bisa memenuhi permintaan seperti itu, karena bank terkendala dengan administrasi. "Karena perbankan mau gimana juga engga bisa cepat, harus butuh dokumen lain-lain. kalau fintech bisa langsung," ungkapnya.

Menurut Pungky, perputaran uang di industri fintech yang sangat besar dan cepat dapat menjadi peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagai regulator Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata dia, harus bersinergi dalam pengawasan guna perkembangan teknologi keuangan ini.

Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Mercy Simorangkir menuturkan, fintech itu bukan hanya peer to peer landing saja, banyak produk lainnya.

Keberadaan fintech ini, tutur dia, juga meningkatkan jumlah orang yang membuka rekening bank. "Sudah banyak bukti kasusnya penggunaan fintech adalah meningkatkan porsi pembukaan rekening bank dari sebuah perbankan sampai 940 ribu (akun) dalam setahun," ucapnya.

Mercy menuturkan, bahwa fintech dapat menyalurkan pendanaan sampai ke daerah yang ke pelosok selama memiliki akses internet.

Cara lain fintech meningkatkan kepekekaan investasi adalah dengan ikut menjual macam produk investasi, seperti surat utang negara dan reksadana.

"Itu juga bagian dari fintech, itu bisa mendorong untuk masyarakat dalam meningkatkan kesadaran investasi dan meningkatkan perekonomianya," tuturnya.

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

20 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya