Intangible Asset Didorong jadi Aspek Penilaian Kredit

Rabu, 20 November 2019 15:36 WIB

Startup Indonesia menjaring networking di Techsauce Global Summit 2019. Kredit: Ziliun

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mendorong aset kekayaan yang tidak terlihat atau intangible asset seperti kekayaan intelektual jadi salah satu aspek penilaian dalam pemberian kredit. Hal ini penting karena perusahaan rintisan atau startup mulai tumbuh di Indonesia.

Deputi Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Hari Sungkari mengatakan dengan langkah ini diharapkan mempermudah akses modal bagi startup yang tengah tumbuh. Apalagi, kebanyakan dari startup tersebut sebagian besat tak memiliki aset berwujud atau fix income.

"Ini adalah langkah kami untuk mulai memfasilitasi start up dari hulu hingga ke hilir. Harapannya, nanti kekayaan intelektual bisa masuk sebagai sebagai bagian dari kolateral untuk pemberian pemodalan atau kredit," kata Hari di The Hall, Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu 20 November 2019.

Hari menjelaskan koleteral merupakan salah satu dari 5 indikator yang dinilai oleh perbankan sebelum mereka memberikan kredit bagi sebuah usaha. Namun, bagi perusahaan start up, hal ini sulit untuk dipenuhi akibat ukuran kolateral yang diterapkan perbankan berbeda dengan yang dimiliki oleh perusahaan rintisan.

Lebih lanjut, perbedaan kolateral itu terletak pada jenis kolateral atau aset jaminan untuk pemberian kredit. Bagi perusahaan pada umumnya biasanya aset yang dimiliki bisa berupa aset tangible (terlihat) termasuk fix income atau surat utang. Sedangkan start up cenderung pada valuasi ataupun kekayaan intelektual yang dimiliki.

Selain itu, untuk memfasilitasi pertumbuhan perusahaan start up, Kementerian juga mendorong terbentuknya iklim dan ekosistem kewirausahaan yang mendukung. Salah satunya, melalui kegiatan mentoring lewat kegiatan bertajuk "Scale Up Asia 2019: Turning Point" yang digelar Endeavor Indonesia.

Sebabnya, pemerintah tak bisa sendirian untuk mendorong pengembangan ekonomi digital. Lewat kolaborasi, ekosistem bagi pertumbuhan startup diharapkan menjadi lebih luas dan mendalam sehingga membuka peluang ekspansi atau perkembangan bisnis start up.

“Dengan ekosistem kewirausahaan yang kondusif, diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan penciptaan lapangan pekerjaan,” ujar Hari.

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

4 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

9 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

1 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

1 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya