TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh artis dan official Ngayogjazz 2019 telah terdaftar menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek.

"Para seniman ikut berkontribusi dalam banyak hal, tidak hanya untuk dirinya, keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Perlindungan bagi seniman ini melalui layanan kepesertaan jadi hal yang tak boleh diabaikan, " ujar Kepala BP Jamsostek Yogyakarta Ainul Khalid dalam siaran pers Sabtu 16 November 2019.

Pihak BP Jamsostek, ujar Ainul, telah menyerahkan kartu kepesertaan secara simbolis kepada para artis saat pembukaan Ngayogjazz 2019 yang digelar di Panggung Gentheng, Sleman, Sabtu, 16 November 2019.

Pembukaan Ngayogjazz itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Wakil Gubernur Paku Alam X yang mewakili Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X juga Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Kepesertaan ini, ujar Ainul, merupakan layanan perlindungan bagi para seniman jika sewaktu-waktu mengalami kecelakaan kerja selama event berlangsung.

Ainul menambahkan, kepesertaan BP Jamsostek dari profesi non formal seperti seniman memang masih perlu digenjot agar lebih luas kepesertaannya. Sebab profesi ini juga tidak lepas dari risiko kecelakaan kerja maupun kematian.

Ia mengatakan dengan membayar iuran program mulai Rp16.800 per bulan, para seniman tersebut mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang manfatnya berupa pengobatan tanpa batas biaya, serta Jaminan Kematian (JKM) yang manfaatnya akan diterima ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.

Ainul menuturkan, penggagas Ngayogjazz, Djaduk Ferianto meninggal dunia tepat satu hari setelah terdaftar sebagai peserta BP Jamsostek. "Meskipun baru sehari terdaftar sebagai peserta dan belum menerima kartu kepesertaan, ahli waris almarhum tetap berhak atas santunan Jaminan Kematian (JKM)," ujar Ainul.