Harbolnas 11.11 , Perbankan dan Sektor Logistik Ikut Cuan
Reporter
Ghoida Rahmah
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 13 November 2019 06:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perlambatan ekonomi global dan domestik disebut tak membuat transaksi belanja online masyarakat menciut. Hal itu ditunjukkan oleh pencapaian sejumlah platform e-commerce dalam pesta belanja online atau hari belanja nasional (harbolnas) 11.11 yang digelar pada 11 November 2019 kemarin. Chief Executive Officer (CEO) Shopee, Chris Feng menuturkan sebanyak 70 juta barang terjual dalam kurun waktu 24 jam.
“Brand dengan performa tertinggi mencatat rata-rata peningkatan kunjungan 11 ribu kali lipat dengan pertumbuhan pesanan hingga 5 ribu kali lipat,” ujar dia kepada Tempo, Selasa 12 November 2019.
Lonjakan transaksi tersebut tak terlepas dari peningkatan mitra brand dan penjual yang berpartisipasi dibandingkan dengan tahun lalu. “Untuk kategori produk yang paling banyak diminati adalah kecantikan, kebutuhan dan perlengkapan rumah, fashion, dan mobile accessories,” kata Chris.
Platform e-commerce lokal, Bukalapak turut mencetak lonjakan transaksi pada gelaran pesta diskon 11.11. Hal itu tampak dari pertumbuhan jumlah pengguna yang bertransaksi hingga dua digit dibandingkan tahun lalu. Head of Corporate Communications Bukalapak, Intan Wibisono mengatakan tak hanya pada momen khusus seperti 11.11, minat belanja online masyarakat sepanjang tahun ini pun tercatat tetap tumbuh kuat.
“Kalau kita lihat laba kotor Bukalapak semester 1 2019 saja peningkatannya tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama di 2018, selain itu kami berhasil mengurangi setengah kerugian dari EBITDA selama 8 bulan terakhir,” ucapnya. “Jadi animo masyarakat untuk berbelanja di marketplace terhitung masih cukup besar.”
Tak hanya e-commerce, perbankan juga turut menuai untung dalam gelaran pesta belanja online 11.11. Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso mengungkapkan transaksi dalam satu hari itu naik 4 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. “Secara umum transaksi belanja e-commerce itu mencapai 20 persen per tahun, dan prediksinya akan terus meningkat,” kata dia.
Transaksi ritel online itu pun tercatat tumbuh 13-16 persen pada rata-rata tahun ini. Adapun kondisi tersebut kata Santoso berbanding terbalik dengan penjualan toko ritel offline yang justru mengalami penurunan. “Pertumbuhan transaksinya berkisar 3-10 persen dalam tiga bulan terakhir,” ujarnya.
Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan membenarkan jika pola transaksi ritel masyarakat semakin bergeser ke arah digital atau online. “Pertumbuhan transaksi kami di e-commerce sekitar 65 persen hingga saat ini,” ucap dia. Selain transaksi ritel di e-commerce, tren peningkatan transaksi juga terjadi signifikan pada platform online travel agency, atau situs penjualan tiket, hotel, dan atraksi wisata.
<!--more-->
Pelaku usaha logistik juga tak ketinggalan meraup untung dari kegemaran belanja online masyarakat Indonesia. CEO J&T Express Robin Lo mengatakan hari belanja online 11.11 kemarin, perusahaannya mencatatkan pertumbuhan pengiriman hingga 2 kali lipat dibandingkan gelaran-gelaran serupa sebelumnya.
“Paket-paket pengiriman dari e-commerce terbanyak masih di Pulau Jawa,” katanya. Selanjutnya, Presiden Direktur JNE, Muhammad Feriadi berujar peningkatan paket pasca gelaran 11.11 kemarin telah tampak, yaitu di atas 20 persen. “Untuk paketnya masih didominasi oleh fashion, aksesoris, alas kaki, dan gadget,” ujar dia.
Chief Operations Officer Paxel, Zaldy Ilham Masita menambahkan geliat peningkatan jumlah paket bahkan telah tampak sejak sepekan sebelum pesta diskon 11.11 dilaksanakan. “Selama sepekan itu volume kami naik sampai 200 persen,” ucapnya. Menurut Zaldy, hal menarik dari gelaran 11.11 tahun ini adalah perluasan pelaku usaha yang memberikan diskon kini tak hanya didominasi oleh segmen business to consumer (B2C). “Sekarang kenaikan yang paling besar justru dari segmen customer to customer (C2C).”
Meski demikian, Zaldy yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Logistik Indonesia mengatakan gelombang perlambatan ekonomi di satu sisi mulai terasa, khususnya di segmen B2C dan B2B. “Secara keseluruhan pertumbuhan kinerja industri logistik tahun ini diproyeksikan tak akan setinggi 2018, yaitu hanya tumbuh 8-10 persen,” katanya. Adapun tahun lalu pertumbuhan industri logistik tercatat mencapai 12 persen.