Meniru Gaya Investasi Nasabah Kaya

Minggu, 10 November 2019 19:58 WIB

Kebanggaan Saat Menjadi Nasabah Prioritas (Ilustrasi Bank BTN)

TEMPO.CO, Jakarta - Diversifikasi portofolio investasi Ika Vivi, pegawai swasta umur 33 tahun, akhirnya bertambah dengan koleksi barunya, obligasi negara ritel Indonesia (ORI) seri ke-16 atau ORI016. Sejak setahun lamanya, ia memang ingin membeli obligasi, produk keuangan yang aman dan memiliki imbal hasil lebih tinggi dari deposito. Koleksi barunya itu melengkapi, aset portofolionya yang berisi saham, reksa dana dan asuransi.

Vivi menempatkan aset portofolio ke tempat yang berbeda-beda untuk menghindari risiko investasi yang nilai bisa naik turun. "ORI ini memang untuk investasi dana pensiun gua," kata dia, Senin 28 Oktober 2019. Uji Medianti, karyawan swasta umur 25 tahun, juga berinvestasi di obligasi ritel, seri SBR005. Uji memilih obligasi dibandingkan saham karena risiko lebih rendah dan imbal hasil pasti.

Pengelolaan investasi ala Vivi dan Uji, mirip dengan layanan wealth management yang disediakan perbankan. Bedanya investasi Vivi dilakukan secara mandiri, sedangkan layanan wealth management khusus disiapkan perbankan untuk mengelola keuangan dan kekayaan dalam bentuk beragam produk keuangan.

Layanan wealth management BII Platinum Access di Permata Hijau, Jakarta, Selasa (16/12). BII Platinum Access menyediakan produk investasi yang dapat memenuhi kebutuhan finansial nasabah. TEMPO/Wahyu Setiawan

Perbankan memiliki petugas-petugas khusus dengan berbagai kompetensi dan pengalaman tertentu untuk mendampingi nasabah memilih produk keuangan. Salah satu produknya adalah obligasi atau surat utang, reksa dana dan produk asuransi. Tak semua nasabah mendapatkan fasilitas mewah ini. Biasanya nasabah dengan jumlah dana kelolaan lebih dari Rp 1 miliar yang menikmati layanan premium ini.

Di era digital, semua industri, termasuk perbankan, mengalami perubahan. Digitalisasi telah memperluas pasar lebih besar tanpa batasan ruang dan waktu. Selama ada layanan internet dan listrik, semua orang mempunyai hak sama dalam memperoleh akses. Data dari Hootsuite dan We are social tahun 2019, menyebutkan 56 persen dari 268 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet dan media sosial. Hootsuite adalah perusahaan platform media sosial dari Kanada, sedangkan We are social dari Inggris.

Belum lagi, Badan Pusat Statistik mencatat angkatan kerja kini didominasi generasi X (penduduk yang lahir pada tahun 1965 hingga 1976) 43 persen dan generasi milenial (lahir di tahun 1977 hingga 1995) 39 persen. Kedua generasi tersebut akrab terpapar dengan layanan digital dalam aktivitas sehari-hari.

Layanan perbankan pun serba digital, mulai dari pembukaan rekening baru, pemberian pinjaman hingga layanan wealth management. BCA, salah satu bank yang memiliki layanan digital Wealth Management dalam bentuk aplikasi. Aplikasi tersebut bernama Welma, diluncurkan 8 Oktober 2019 lalu. Semua nasabah termasuk nasabah prioritas maupun biasa, dapat menikmati layanan di aplikasi ini. Salah satunya bertransaksi produk reksa dana dan obligasi.

Berita terkait

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

17 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

20 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

23 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya