Faktor-faktor yang Bisa Pengaruhi IHSG Pekan Depan

Minggu, 10 November 2019 14:24 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan data perekonomian Indonesia sampai awal November 2019 ini masih cukup baik terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Akan tetapi, kata dia, pasar akan berhati-hati menanti perkembangan perang dagang dan peluang ekonomi dunia memasuki periode resesi.

"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi menguat," kata Hans Kwee dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, 9 November 2019.

Penguatan terjadi dengan support di level 6.139 sampai 6.100 dan resistance di level 6.200 sampai 6.240. Sebelumnya pada Jumat, 8 November 2019, IHSG ditutup menguat di level 6.177,98.

Menurut Hans Kwee, ada beberapa faktor yang masih menjadi perhatian pasar. Pertama, kepastian pemotongan tarif menjelang kepekatan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina fase pertama. Juru bicara Kementerian Perdagangan Cina dan pejabat AS, mengatakan kedua negara telah sepakat untuk membatalkan beberapa tarif dan lebih dekat dengan perjanjian perdagangan "fase pertama".

Menurut Hans Kwee, rencana ini dikabarkan menghadapi pertentangan di internal Gedung Putih. Sebab, Presiden Donald Trump, dalam sambutannya kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan dia belum setuju penundaan tarif impor yang dituntut oleh Cina.

Sebelumnya pada awal pekan November 2019, Hans Kwee mengatakan pasar sempat melemah. Penyebabnya, ada laporan yang menyebutkan Presiden Donald Trump dan pemimpin Cina Xi Jinping kemungkinan tidak akan bertemu untuk menandatangani kesepakatan perdagangan sampai Desember.

Kedua, Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga stabil di posisi 0,75 persen. Akan tetapi beberapa pejabat, termasuk Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengatakan akan mempertimbangkan penurunan jika hambatan global dan masalah Brexit tidak berkurang. Pelongaran moneter kedepan akan mendorong pasar keuangan bergerak positif.

Ketiga, pernyataan dari International Monetary Fund (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi zona euro akan melambat lebih dari perkiraan. Sebab, krisis manufaktur dapat meluas ke sektor jasa akibat ketegangan perdagangan global. Bahkan, rilis indeks aktivitas sektor jasa Jerman hampir tidak tumbuh pada Oktober 2019.

Meski demikian, di Indonesia, data cadangan devisa masih naik menjadi US$ 126,7 miliar, dari sebelumnya US$ 124,3 miliar. Kenaikan cadangan devisa ini, kata Hans Kwee, merupakan indikasi positif bagi perekonomian. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode tersebut sebesar 5,02 persen. "Angka ini melampaui perkiraan konsensus para analis sebesar 5 persen," kata Hans Kwee.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

6 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

13 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya