Riset ADB: 22 Juta Penduduk RI Kelaparan Kronis, Kata Kementan?

Jumat, 8 November 2019 20:16 WIB

Warga desa berdiri di dekat makanan mereka jelang ritual "sedekah bumi" untuk meminta hujan, di Desa Karang Jati di Banjarnegara, Indonesia 23 Oktober 2015. Kekeringan dan hujan yang datang terlambat dikhawatirkan mengakibatkan gagal panen dan kelaparan. REUTERS/Nicholas Owen

TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru Bank Pembangunan Asia atau ADB mengungkap data bahwa 22 juta penduduk Indonesia masih menderita kelaparan kronis selama periode 2016–2018. Dalam publikasi berjudul 'Policies to Support Investment Requirements of Indonesia's Food and Agriculture Development During 2020-2045' disebutkan puluhan juta penduduk menderita kelaparan kronis meski sektor pertanian dan ekonomi mencatatkan kemajuan yang cukup signifikan.

ADB mencatat masih banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan hidup pada pertanian tradisional. Mereka ini yang terjebak dalam aktivitas berproduktivitas rendah dengan bayaran minim.

Kebanyakan dari mereka, kata ADB, kesulitan mengakses makanan dalam jumlah cukup dan rawan menderita stunting. "Kondisi ini membuat mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan tanpa ujung. Sekitar 22 juta penduduk Indonesia menderita kelaparan selama 2016 sampai 2018,” tulis laporan tersebut.

Terlepas dari tren pertumbuhan produksi dan ketersediaan pangan serta meningkatnya pendapatan rumah tangga, kesenjangan akses pangan masih terjadi di Indonesia. Laporan ini pun menyoroti keamanan pangan yang masih menjadi masalah.

Berdasarkan laporan Global Food Security Index (GFSI) yang dirilis Economist Intelligence, pada 2018 Indonesia menempati peringkat ke-68 dari 113 negara. Posisi ini lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura (1), Malaysia (40), Thailand (54), dan Vietnam (62). “Capaian rendah ini banyak disebabkan tingkat akses makanan yang rendah di Indonesia.”

Advertising
Advertising

Permasalahan ini dinilai dapat diurai lewat sejumlah kebijakan. ADB menyebutkan Realokasi subsidi pupuk dan kebijakan peningkatan investasi pemerintah dalam penelitian pertanian, infrastruktur pedesaan, dan irigasi dapat menghapus kelaparan di Indonesia pada 2034.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi membantah hasil riset ADB tersebut. Kalaupun ada, menurut dia, adalah kondisi 88 wilayah kabupaten yang berstatus rentan rawan pangan. “Tidak ada yang namanya kelaparan," kata Agung dalam keterangan resmi, Jumat, 8 November 2019.

<!--more-->

Buktinya, kata Agung, semua orang mendapatkan makanan. "Ketersediaan pangan kita tercukupi. Kalau wilayah rentan rawan pangan memang masih ada, dan itu sedang kami lakukan pengentasannya,” ujarnya.

Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Andriko Noto Susanto menambahkan, bahwa selama tiga tahun terakhir kekurangan konsumsi pangan di Indonesia cenderung menurun.

Hal ini terlihat dari indikator prevalensi kekurangan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment/PoU) yang dihitung oleh BPS. Dengan menggunakan pendekatan minimum dietary energy requirement (MDER), BPS mencatat selama 3 tahun terakhir 2,59 penduduk telah terentaskan dari kekurangan konsumsi pangan dari 8,93 persen pada 2016 menjadi 7,95 persen.

Jika merujuk definisi yang disepakati pada World Food Summit pada 1996, kekurangan konsumsi pangan tidak sama dengan kelaparan kronis. Kelaparan kronis didefinisikan sebagai kondisi kekurangan pangan yang dialami oleh seseorang dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh kemiskinan rumah tangga.

Individu yang mengalami kelaparan kronis tidak mampu memproduksi, mengakses dan memanfaatkan pangan secara permanen. Sedangkan kekurangan konsumsi pangan adalah tidak terpenuhinya asupan kalori sesuai standar yang dibutuhkan seseorang untuk hidup lebih sehat dan aktif.

Lebih lanjut Andriko mencontohkan, rata-rata kebutuhan kalori pria dewasa umur 25-29 tahun sebesar 2.675 kkal/kapita/hari, sedangkan kebutuhan kalori minimal berdasarkan MDER adalah sebesar 2.245 kkal/kapita/hari, atau 84 persen dari kebutuhan ideal.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan membuat standar kebutuhan kalori yang masuk dalam kategori rawan adalah kurang dari 70 persen dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Artinya, standar MDER yang digunakan dalam menghitung PoU masuk dalam kategori relatif aman sebagai peringatan rawan pangan dan tidak masuk dalam kategori kelaparan kronis. “Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa tidak ada yang namanya kelaparan kronis, yang ada adalah wilayah rentan rawan pangan,” tutur Andriko.

BISNIS

Berita terkait

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

2 jam lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

1 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

6 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

8 hari lalu

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan kerja sama transisi energi dan uji coba pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

10 hari lalu

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

Media yang dikelola Pemerintah Daerah Gaza mengungkap rentetan data mengerikan dampak perang Gaza, di mana serangan Israel 16 kali dalam sehari

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

10 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya