Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan keterangannya seusai membuka acara BCA Expo Jakarta 2019 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu, 26 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan layanan jasa keuangan sektor perbankan masih sangat dibutuhkan meski bisnis financial technology atau fintech tumbuh pesat. Bahkan Jahja menganggap bisnis perbankan memiliki keunggulan tersendiri meskipun harus menghadapi persaingan dengan perusahaan fintech.
Dalam hal ini, bisnis fintech terbantu dengan adanya layanan perbankan. Selama bisnis fintech berjalan, fitur bank seperti virtual account dan sistem top-up akan tetap dibutuhkan fintech.
"Fintech terbantu dengan adanya virtual account dan top up sistem [di bank] dan kedua ini masih dibutuhkan, maka fintech [juga] harus punya rekening di bank," katanya saat diskusi panel di Indonesia Banking Expo, Rabu, 6 November 2019.
Selain itu, aturan regulator mengharuskan perusahaan fintech memiliki rekening dan menempatkan dana di perbankan.
Jahja juga menyoroti, era digitalisasi saat ini menjadi tantangan bisnis perbankan ke depan. Selain investasi dan bersinergi, bank dituntut untuk lebih membesarkan brand agar lebih dikenal masyarakat.
Di samping itu, di era digitalisasi, menurut Jahja, man power akan sangat dibutuhkan. Bahkan, bukan tidak mungkin bagi sumberdaya manusia yang ahli akan menjadi perebutan di perbankan, perusahaan fintech, bahkan perusahaan fintech di luar negeri.
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
7 hari lalu
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.