Jokowi Ingin Ada 5.000 Km Jalan Tol di 2024, Dari Mana Biayanya?

Kamis, 7 November 2019 06:00 WIB

Danang Parikesit berpidato dalam acara seminar Nasional `Kembalinya Peran Negara dalam Penyediaan Infrastruktur Dasar` di Thamrin Nine Balorrom, Jakarta, 17 Desember 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menyebut ada 5.200 kilometer jalan tol beroperasi pada akhir 2024, apabila disetujui. Angka tersebut sesuai dengan target Presiden Joko Widodo yang menginginkan 4.500 hingga 5.000 kilometer jalan tol terbangun pada 2024.

Adapun, hingga akhir tahun ini Danang memperkirakan sekitar 2.200 kilometer telah terbangun dan akan beroperasi 2.186 kilometer beroperasi di awal 2020. Dengan demikian, lebih dari 2.500 kilometer jalan tol tambahan harus terbangun hingga akhir 2024. Lantas dari mana pembiayaan untuk pembangunan tersebut?

"Sampai sekarang data tersebut masih bergerak karena inisiatif badan usaha prakarsa banyak, enggak hanya menggandeng lembaga pembiayaan dalam negeri tapi juga internasional mulai banyak," ujar Danang.

Secara umum, pembiayaan membicarakan dua sisi, yaitu modal sendiri dan pinjaman. Untuk modal, Danang berharap badan usaha bisa bekerja sama dengan pasar modal. Artinya, badan usaha mesti menerbitkan instrumen-instrumen investasi yang bisa dijual ritel, baik dalam bentuk saham, obligasi, hingga reksadana yang berbasis permodalan.

Adapun dalam hal pinjaman, Danang mendorong beberapa cara. Pertama, yaitu dengan meminta lembaga pembiayaan bank-bank non-BUMN, non-Himbara, dan Bank Pembangunan Daerah untuk bisa memperluas membiayai proyek-proyek jalan tol. Selain itu, pinjaman juga bisa berasal dari lembaga keuangan non-bank.

"Ketiga, rantai pasok. Semua gotong royong main kontraktor, sub-kontraktor, hingga supplier bekerja sama saling membiayai, jadi bisa ditanggung bersama-sama alias supply chain financing," tutur Danang.

Sebelumnya, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kennedy SImanjuntak mengatakan langkah Presiden Joko Widodo yang masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan sudah sesuai dengan data yang dimiliki Bappenas. Kennedy mengatakan infrastruktur Indonesia masih jauh dari level dunia.

"Infrastruktur kita masih jauh dari level dunia, kalau kita lihat, stok infrastruktur kita baru 43 persen dari Produk Domestik Bruto," ujar Kennedy dalam diskusi di Jakarta International Expo, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Ia mengatakan di level dunia, stok infrastruktur berada di kisaran 70 persen dari Produk Domestik Bruto.

Ia mengatakan dalam lima tahun terakhir pemerintah telah menggenjot masuknya investasi sekitar tiga kali lipat untuk untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur tersebut. Kendati angka dunia memang belum tercapai. "Karena itu arahan presiden sangat penting dan sesuai dengan kondisi yang diharapkan," kata Kennedy.

Di periode kedua pemerintahan Jokowi, Kennedy mengatakan infrastruktur akan difokuskan kepada pelayanan dasar, perekonomian, dan perkotaan. Kendati demikian, ada perbedaan fokus pengembangan infrastruktur antara lima tahun ke depan dan sebelumnya, yaitu konektivitas untuk menunjang ekonomi.

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

3 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

7 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

8 jam lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

11 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

13 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

23 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

1 hari lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya