Laba Kalbe Farma Tembus Rp 1,92 Triliun di Kuartal III 2019

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 3 November 2019 14:39 WIB

PT Kalbe Farma Tbk. (Kalbe) mengumumkan 20 finalis karya sains Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019 di Jakarta pada 23 September 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. berhasil membukukan pertumbuhan kinerja positif selama periode 9 bulan pertama tahun ini, didorong strategi penaikan harga jual produk.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, produsen Extra Joss itu membukukan penjualan bersih sebesar Rp16,83 triliun, tumbuh 7,33% secara tahunan.

Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, mengatakan di tengah kondisi yang menantang, perseroan mampu membukukan pertumbuhan positif dengan menerapkan kenaikan harga sebesar 3-5 persen secara selektif pada produk nutrisi.

Penjualan ditopang penjualan segmen distribusi dan logistik yang tumbuh 13,81 persen menjadi Rp 5,31 triliun, diikuti segmen nutrisi yang tumbuh 4,58 persen menjadi Rp 4,84 triliun.

Sementara itu, penjualan segmen obat resep tumbuh 6,57 persen menjadi Rp 3,92 triliun, serta segmen produk kesehatan tumbuh 1,90 persen menjadi Rp 2,76 triliun.

Advertising
Advertising

Di pasar domestik, penjualan Kalbe tumbuh 8,01 persen menjadi Rp 15,98 triliun. Sebaliknya penjualan di pasar ekspor turun 4,10 persen menjadi Rp 845,52 miliar.

Kalbe tetap optimistis terhadap perbaikan kondisi ekonomi Indonesia dan kinerja perseroan. Di tengah kondisi yang menantang, pihaknya melanjutkan strategi untuk mendorong inovasi sebagai penggerak pertumbuhan di masa mendatang.

"Kami juga berupaya mengambil langkah-langkah perbaikan seperti pengendalian biaya dan peningkatan kualitas," katanya dalam keterbukaan informasi.

Emiten bersandi saham KLBF itu, mencatat kenaikan beban pokok penjualan 10,61 persen, beban penjualan naik 0,33 persen serta beban penelitian dan pengembangan naik 10,24 persen. Beban bunga dan keuangan juga naik 24,30 persen secara tahunan.

Perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 1,92 triliun per kuartal III/2019, tumbuh 6,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,80 triliun.

Bernadus menyebutkan margin laba bersih relatif stabil sebesar 11,4 persen. Adanya pertumbuhan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan efisiensi dalam mengelola biaya operasional.

"Dengan mempertimbangkan situasi rupiah yang cukup stabil serta kondisi kompetisi di pasar, perseroan mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6%-8%. Pertumbuhan laba bersih juga diproyeksi pada kisaran yang sama," ujarnya.

Target margin laba sebelum pajak ditetapkan stabil pada tingkat 14,5-15,5 persen. Perseroan juga menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi, transformasi digital dan produk biologi. Rasio pembagian dividen pada kisaran 45-55 persen dengan memperthatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.

Kalbe Farma memiliki total aset senilai Rp19,60 triliun per 30 September 2019, naik 7,98 persen dari total aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp 18,15 triliun. Adapun jumlah liabilitas sebesar Rp 3,46 triliun dan ekuitas Rp 16,14 triliun.

Berita terkait

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

15 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

32 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Rontok di Tengah Pelemahan Rupiah, Sektor Transportasi Turun Paling Dalam

33 hari lalu

IHSG Rontok di Tengah Pelemahan Rupiah, Sektor Transportasi Turun Paling Dalam

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok di tengah semakin lemahnya nilai tukar Rupiah ke dolar Amerika Serikat yang kini mendekati level Rp16 ribu. IHSG menutup sesi di level 7,161.5 atau turun 1.74 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi 1 Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.337, Tertahan di Zona Merah Sepanjang Sesi

43 hari lalu

IHSG Sesi 1 Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.337, Tertahan di Zona Merah Sepanjang Sesi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat, 22 Maret 2024, di level 7.337,1.

Baca Selengkapnya

Dua Hari Pertama Pekan Ini Melemah, IHSG Berhasil Menguat di Sesi I Hari Ini

59 hari lalu

Dua Hari Pertama Pekan Ini Melemah, IHSG Berhasil Menguat di Sesi I Hari Ini

Setelah melemah selama dua hari pertama pekan ini, IHSG berhasil menguat di sesi pertama hari ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah di Sesi Perdagangan Pertama Hari Ini

27 Februari 2024

IHSG Melemah di Sesi Perdagangan Pertama Hari Ini

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa, 27 Februari 2024, ke zona merah

Baca Selengkapnya

Awal Pekan, IHSG Tutup Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini di Zona Merah

26 Februari 2024

Awal Pekan, IHSG Tutup Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini di Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama hari ini, Senin, 26 Februari 2024, di zona merah.

Baca Selengkapnya

OJK Pantau 34 Emiten Tidak Wajar, Saham Baru IPO Masuk Pengawasan Ketat

22 Februari 2024

OJK Pantau 34 Emiten Tidak Wajar, Saham Baru IPO Masuk Pengawasan Ketat

OJK sedang melakukan pemantauan dan pemeriksaan awal terhadap 34 pergerakan saham yang diduga tidak wajar.

Baca Selengkapnya

Pasca Pemilu, Analis Ungkap 2 Faktor Fundamental Penentu Arah IHSG ke Depan

22 Februari 2024

Pasca Pemilu, Analis Ungkap 2 Faktor Fundamental Penentu Arah IHSG ke Depan

Kepala riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan dua faktor yang akan lebih menentukan arah pergerakan IHSG Indonesia ke depan pasca Pemilu.

Baca Selengkapnya

OJK Sebut Ada 59 Perusahaan Antre IPO

21 Februari 2024

OJK Sebut Ada 59 Perusahaan Antre IPO

OJK OJK mencatat nilai penggalangan dana dari 59 emiten yang antre IPO tersebut sebesar Rp 9,20 triliun.

Baca Selengkapnya