TEMPO.CO, Jakarta -PT Kalbe Farma Tbk. memproyeksikan belanja modal sekitar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun pada 2020. Sebagian dari belanja modal bakal dipenuhi dari pinjaman bank.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, perseroan sedang menyiapkan pendanaan dari bank untuk memenuhi kebutuhan belanja modal pada tahun depan. Nilai belanja modal diperkirakan lebih dari Rp 1 triliun.
Adapun, belanja modal yang bakal dipenuhi dari bank sekitar Rp 300 miliar - Rp 500 miliar, sedangkan sekitar Rp 1 triliun lainnya berasal dari kas perseroan. Perusahaan farmasi itu, belum berencana melakukan penerbitan obligasi di tengah tren penurunan suku bunga acuan, untuk memenuhi pendanaan tahun depan.
"[Dari perbankan] nilainya tidak terlalu besar sekitar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar untuk capex tahun depan," katanya dalam kegiatan Capital Market Summit and Expo 2019 (CSME) pada Jumat, 23 Agustus 2019.
Vidjongtius mengatakan, belanja modal tahun depan digunakan untuk menyelesaikan ekspansi di pabrik Cikarang. Sebagai informasi, Kalbe Farma sedang menyelesaikan fasilitas produksi di Saka Farma, Bintang Toedjoe, serta penambahan cabang baru PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
Lebih lanjut, dia berharap kinerja penjualan KLBF lebih baik pada tahun depan, seiring dengan kenaikan anggaran kesehatan sebesar Rp 132,2 triliun dalam RAPBN 2020, lebih besar dari Rp 123,1 triliun pada 2019.
"Harapannya [2020] lebih baik dari tahun ini. Kalau tahun ini dapat 6%-8%, tahun depan harus lebih baik. Saat ini belum final," imbuhnya.
Usai paparan publik pekan lalu, Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan, belanja modal pada tahun depan diperkirakan sekitar Rp1 triliun - Rp1,5 triliun. Alokasi ini lebih rendah dibandingkan dengan belanja modal tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun.
Dia menjelaskan, tambahan belanja modal sebesar Rp 500 miliar pada tahun ini untuk transformasi digital dan pengembangan produk biologis. Hingga semester I/2019, perseroan telah menyerap belanja modal Rp 912 miliar.
"Tahun ini ada transformasi teknologi dan produk biologi sehingga perseroan menambah Rp 500 miliar. Capex tahun depan sekitar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun," imbuhnya.
Pada perdagangan Jumat, 23 Agustus 2019, saham KLBF ditutup pada level Rp1.620 atau melemah 0,31%. Di level harga itu, perseroan memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 75,94 triliun.