Bila Perang Dagang Terus Berlanjut, Begini Prediksi Gubernur BI

Selasa, 29 Oktober 2019 14:58 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan berlanjutnya perang dagang hingga tahun depan akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dunia hingga mencapai 2,9 persen. Angka ini lebih rendah dibanding prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 3 persen.

Oleh karena itu, Perry berharap, kesepakatan perang dagang antara dua negara tersebut bisa segera tercapai. "Sebab, dampaknya bukan hanya ekonomi dunia melambat tetapi juga sumber pertumbuhan dari perdagangan internasional dan harga komoditas ikut terdampak," katanya, usai memberi sambutan dalam acara Asia's Trade and Economic Priorities 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa 29 Oktober 2019.

Selain itu, Perry juga menggarisbawahi sikap bank sentral dunia saat ini yang cenderung mengambil kebijakan suku bunga menjadi lebih dovish atau menurun. Dia juga menyebut tren suku bunga rendah, namun di satu sisi bank sentral juga melakukan suntikan terhadap likuiditas guna mendukung pasar keuangan.

Saat ini berbagai negara, menurut Perry, termasuk Indonesia tengah menghadapi dan berupaya mengatasi tantangan yang disebabkan oleh perkembangan ekonomi dan keuangan global. Salah satunya adalah berkaitan dengan perang dagang.

Perry mengatakan situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang berkelanjutan membuat ekonomi dan keuangan dunia tidak lagi kondusif. Perang dagang yang berkelanjutan itu juga memperparah kondisi ekonomi dunia yang kini tengah melambat.

"Kecenderungan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat karena berlanjutnya perang dagang, serta sejumlah risiko di negera lain, seperti Brexit maupun kondisi geopolitik lainnya," kata Perry.

Lebih lanjut, Perry mengingatkan bahwa pada saat yang sama terjadi volatilitas aliran modal asing dan nilai tukar yang relatif menjadi lebih tinggi. Sehingga, pemerintah perlu melakukan penguatan stabilitas dan ketahanan perekonomian.

"Banyak negara melakukan injeksi likuiditas, namun pada saat bersamaan sejumlah premi risiko masih tinggi sehingga harus memperkuat stabilitas dan ketahanan ekonomi baik dari sisi makro maupun sistem keuangan," kata dia.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

2 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

7 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

9 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya