Terawan Dorong Puskesmas Kembali ke Fitrah: Mencegah Penyakit

Senin, 28 Oktober 2019 17:23 WIB

Menkes dr Terawan Agus Putranto, saat mengikuti sidang kabinet pertama Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 24 Oktober 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan mendorong puskesmas kembali berfungsi sesuai fitrahnya, yakni sebagai fasilitas kesehatan dengan konsentrasi pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Konsentrasi pelayanan puskesmas akan dikembalikan di antara lain mencakup edukasi kesehatan serta pencegahan dan deteksi dini penyakit.

"Ke depan akan mengubah konsentrasi pelayanan di puskesmas bukan hanya kuratif-rehabilitatif, tapi kembali ke fitrahnya menjadi promotif dan preventif," kata Terawan di Jakarta, Senin, 28 Oktober 2019.

Bila fungsi puskesmas fokus pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pengobatan, kata Terawan maka orientasinya adalah pembayaran layanan kesehatan. Sedangkan kalau konsentrasinya lebih pada upaya promotif dan preventif, ia melanjutkan, maka orientasi puskesmas akan lebih pada keberhasilan program kerja.

Pemerintah, menurut Terawan, ingin puskesmas fokus pada upaya mencegah orang menjadi sakit, bukan hanya melayani orang yang sakit. Karena orientasi pengobatan ini pula yang pada akhirnya akan menambah beban defisit BPJS Kesehatan.

Saat ini Kementerian Kesehatan sedang melakukan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas. Dalam akreditasi tersebut akan ditambahkan indikator mengenai upaya promotif dan preventif puskesmas. "Acuan akreditasi puskesmas bahwa dia terakreditasi kalau mampu atasi promotif-preventif, otomatis stunting dicegah," kata Terawan.

Hal senada sebelumnya disampaikan Menteri Kesehatan Kabinet Kerja Nila Djuwita Farid Moeloek. Ia menyatakan salah satu cara yang bisa mengurangi defisit BPJS Kesehatan adalah perilaku serta lingkungan yang sehat.

"BPJS Kesehatan itu mengalami defisit karena banyak orang tidak sehat. Coba perilakunya dan lingkungannya sehat, maka tidak akan sakit," ujar Nila usai penyerahan penghargaan kepada kepala daerah yang berhasil menjalankan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.

Ia mencontohkan, lingkungan yang kotor akan menyebabkan banyak yang sakit. Untuk itu, menurut Nila, menjaga kualitas lingkungan agar kualitas kesehatan semakin membaik menjadi sangat penting.

"Kalau kita tidak sehat, maka penyakit akan terjadi terus. Oleh karena itu, penting mengubah perilaku kita," ujar dia. Ia juga mendorong agar masyarakat mengerti pentingnya perilaku hidup sehat, bukan sekadar naiknya iuran BPJS Kesehatan.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

17 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

19 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

6 hari lalu

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

6 hari lalu

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

Kehadiran aplikasi Mobile JKN kemudahan layanan kesehatan bagi peserta JKN

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

15 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

17 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

18 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

25 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

29 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

Program JKN disebut telah mencegah 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih parah akibat pengeluaran biaya kesehatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

31 hari lalu

BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

BPJS Kesehatan kembali menghadirkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis.

Baca Selengkapnya