Tembus 2,28 Juta, Investor Pasar Modal Didominasi Anak Muda

Sabtu, 26 Oktober 2019 10:46 WIB

Pengunjung memperhatikan layar pergerakan saham saat Public Expose Live 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atau yang biasa disebut Self Regulatory Organization (SRO) menggelar Public Expose Live 2019 yang diikuti 42 emiten. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Mataram - Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI mencatat hingga 23 Oktober 2019, total investor di pasar modal (SID) telah mencapai angka 2,28 juta. Jumlah investor ini ternyata didominasi kalangan muda atau berusia di bawah 30 tahun.

"Walaupun jumlah asetnya itu masih kecil jika dibandingkan total aset investor di atas umur 60, tapi ini masa depan investasi Indonesia," ujar Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo ditemui media di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 25 Oktober 2019.

Menurut catatan KSEI, demografi investor kalangan muda atau berumur di bawah 30 tahun mencapai 43,28 persen. Kendati demikian, jumlah aset yang dimiliki masih cenderung paling kecil dari seluruh demografi usia sebesar Rp 12,15 triliun.

Dari sisi kepemilikan, investor yang memiliki aset terbanyak berada pada usia di atas 60 dengan total aset senilai Rp 243,49 triliun (5,08 persen dari kelompok usia). Kemudian posisi kedua diikuti oleh kelompok umur 51-60 tahun dengan nilai Rp 101,98 triliun (9,90 persen dari kelompok usia).

Adapun dari segi jenis kelamin, kelompok laki-laki lebih banyak tercatat menjadi investor dibandingkan perempuan. Jumlah investor tercatat sebesar 53,27 persen, sedangkan perempuan sebesar 40,43 persen dari total 2,28 juta.

Kemudian dari sisi penghasilan, investor paling banyak adalah yang memiliki penghasilan antara Rp 10 juta-Rp 100 juta. Kemudian diikuti oleh kelompok investor dengan penghasilan sebesar Rp 100 juta sampai Rp 500 juta. Sedangkan posisi ketiga berasal dari kelompok penghasilan di bawah Rp 10 juta sebesar 12,69 persen.

Sementara itu, jika dirinci per instrumen investor pada instrumen reksa dana tercatat menjadi paling tinggi dibandingkan lainnya. KSEI mencatat jumlah investor reksa dana menembus angka 1,59 juta. Atau mengalami kenaikan 60,20 persen dibandingkan akhir 2018 yang baru mencapai 995 ribu investor.

Kemudian, jumlah investor di instrumen saham (C-BEST) telah mencapai 1,05 juta. Jumlah ini meningkat sebesar 23,89 persen jika dibandingkan sepanjang 2018 yang baru mencapai 852 ribu investor.

Terakhir, di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) jumlah investor juga tercatat meningkat meningkat meski secara nilai jumlahnya masih kecil. KSEI mencatat sampai investor di SBN telah mencapai angka 302 ribu, atau meningkat 54,82 persen dibandingkan sepanjang 2018 yang mencapai 195 ribu investor.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

7 jam lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

2 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

5 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

7 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

8 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

11 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

11 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

12 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya