Reformasi Bisnis Indonesia Peringkat Kedua di Asia Timur

Jumat, 25 Oktober 2019 13:20 WIB

Pekerja menyelesaikan proyek properti di kawasan Cijantung, Jakarta, Senin (10/11). Sebagai dampak krisis, pebisnis properti mengambil langkah koreksi terhadap "demand" dan "suply". TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Bank Dunia, Maksym Iavorsky, mengatakan Indonesia tercatat telah melakukan reformasi bisnis untuk kemudahan usaha terbanyak kedua se-Asia Timur dan kawasan Pasifik setelah Cina dalam setahun terakhir. Indonesia, kata dia, telah melakukan lima reformasi bisnis, sedangkan Cina melakukan delapan reformasi.
“Indonesia terbanyak kedua di Asia Timur. Indonesia mengalami peningkatan yang sangat substansial untuk kemudahan usaha sejak kami memulai penelitian,” ujar Maksym melalui sambungan telekonferensi di kantor Bank Dunia Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2019.
Berdasarkan data Bank Dunia, lima reformasi bisnis yang dilakukan Indonesia meliputi penggunaan tekonologi informasi dan komunikasi hingga pelonggaran proses pengurusan dokumen ekspor. Di sektor teknologi, Indonesia telah mengenalkan sistem pelaporan dan pembayaran melalui sistem berbasis daring atau online. Salah satunya untuk pelaporan pajak.
Kemudian, Maksym mengatakan Indonesia telah mengenalkan sistem elektronik manajemen perkara untuk para hakim. Di sektor kepabeanan, Indonesia mengefektifkan proses pengurusan dokumen dengan sistem online. Sistem ini berhasil menekan waktu kepatuhan perbatasan untuk kegiatan ekspor menjadi hanya tujuh jam.
Sementara itu, di sektor pengurusan lisensi bisnis, Indonesia juga tercatat moncer perubahan. Kota dengan capaian ekonomi tertinggi, yaitu Jakarta, berhasil mengefektifkan waktu pengurusan perizinan bagi pengusaha yang akan memulai bisnis baru.
“Di Kota Jakarta, pemerintah mempermudah lisensi bisnis dengan waktu untuk memulai bisnis baru adalah 13 hingga 21 hari,” ujarnya. Sedangkan di Surabaya, pemerintah telah melakukan perbaikan terhadap sistem pembayaran pajak.
Meski demikian, ditilik dari pemeringkatan reformasi kemudahan bisnis, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah lantaran berada di peringkat bawah secara global dalam mereformasi kemudahan bisnis. Indonesia saat ini stagnan berada di peringkat ke-73, kalah dengan Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-66 dan Malaysia yang melaju di peringkat ke-12.
Dari sepuluh indikator yang ditetapkan Bank Dunia, Indonesia masih jeblok untuk beberapa kategori. Misalnya tingkat kemudahan memulai bisnis, urusan izin kontruksi, perdagangan lintas batas, penegakan kontrak, hingga kepatuhan membayar pajak.
Secara rinci, berikut ini peringkat Indonesia dalam 10 indikator penilaian untuk kemudahan bisnis menurut Bank Dunia.
  • Kemudahan memulai bisnis: Indonesia menempati peringkat ke-140
  • urusan izin kontruksi: 110
  • elektrifikasi: 33
  • pendaftaran izin properti: 106
  • pemerolehan kredit: 48
  • proteksi terhadap pemegang saham minoritas: 37
  • kepatuhan membayar pajak: 81
  • perdagangan lintas batas: 116
  • penegakan kontrak: 139
  • Penanganan kepailitan: 38

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

13 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

23 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya