Gerindra Merapat, Pengganti Menteri Susi: Demokrasi Tak Mundur

Rabu, 23 Oktober 2019 16:12 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, saat ditemui usai acara serah terima jabatan dengan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti di Gedung Mina Bahari V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Oktober 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, yang menggantikan Susi Pudjiastuti angkat bicara soal keputusan yang diambil oleh partainya, Partai Gerindra, dengan menempatkan sejumlah petinggi di Istana. Dua petinggi tersebut tak lain adalah Edhy sendiri, sebagai Wakil Ketua Umum, dan sang Ketua Umum Partai, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Edhy membantah ada kemunduran demokrasi dalam keputusan tersebut. Ia pun mengaku agak ragu kalau demokrasi hanya diukur dengan keterlibatan Partai Gerindra untuk membantu pemerintahan di dalam pemerintahan.

"Kalau itu penilaian kita, menurut saya terlalu dangkal kita mencermati demokrasi," kata Edhy saat ditemui usai melakukan serah terima jabatan dengan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti di Gedung Mina Bahari V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Oktober 2019.

Partai Gerindra tak lain adalah partai pengusung calon presiden Prabowo Subianto pada kontestasi Pemilihan Presiden 2019. Prabowo kalah suara dari Jokowi. Tapi setelah ditawari kursi menteri, Prabowo bersedia. Sehingga, jadilah Prabowo sebagai pembantu Jokowi lima tahun ke depan.

Sementara itu, sehari sebelum pengumuman anggota kabinet, pengamat politik senior dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengkritisi bergabungnya Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra, yang masuk dalam kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo Jilid II.

Advertising
Advertising

Masuknya Prabowo menjadi salah satu menteri, kata Haris, akan menjadi suatu kemunduran bagi sistem demokrasi politik Indonesia. "Mestinya dalam demokrasi yang sehat itu, yang menang berkuasa dan yang kalah legowo jadi oposisi," katanya dalam diskusi VISI bertajuk 'Mencermati Kabinet Jokowi Jilid II' di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2019.

Kalau semua yang kalah diajak masuk, kata Haris, tidak ada oposisi. "Ini bisa membawa negara kita pada model negara integralistik atau kekeluargaan. Ini sungguh-sungguh mengancam demokrasi kita," kata dia menambahkan.

Tapi, Edhy memiliki pandangan berbeda. "Justru semakin kami mendalami demokrasi, semakin kami ikut mendalami, apa yang jadi program utama yang kami perjuangkan, dengan kami di dalam. Setidak-tidaknya kami lebih bisa mengimplementasikan yang kami maksudkan," kata dia.

Dengan berada di pemerintahan, kata Edhy, Partai Gerindra lebih mudah dan dekat untuk memperjuangkan program utama tersebut. "Tentunya dengan cara dan upaya yang sesuai dengan ketentuan, tidak ada setelah di dalam kami kemudian terlena. Kami juga siap kok dikritik," kata Edhy.

Berita terkait

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

1 jam lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

3 jam lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

5 jam lalu

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

Prabowo ingin para mantan presiden Republik Indonesia rutin bertemu dalam wadah presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

11 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo Subianto tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

21 jam lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

1 hari lalu

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

PPP mencabut dalil dalam permohonan sengketa pileg soal perpindahan ribuan suara mereka ke PAN dan Gerindra. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Partai Gerindra Pangkalpinang Diserbu Pelamar Wali Kota

1 hari lalu

Partai Gerindra Pangkalpinang Diserbu Pelamar Wali Kota

Gerindra membuka pendaftaran untuk posisi wali kota.

Baca Selengkapnya

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

2 hari lalu

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

Prabowo mengajak seluruh rakyat, termasuk seluruh kaum buruh, untuk turut serta membangun masa depan gemilang.

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya