Buka Program Magang, Industri Bakal Dapat Insentif Pajak

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Selasa, 22 Oktober 2019 22:41 WIB

Pelatihan magang yang diadakan Kementerian Ketenagakerjaan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pada 4 Juli 2019. (Dok. International Labour Organization - ILO)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berjanji akan memberikan insentif pajak bagi pelaku industri yang membuka program pemagangan yang berkualitas. Pengurangan pajak ini diharapkan dapat mendorong minat industri untuk melakukan pemagangan berkualitas dan memperkuat keterampilan pekerja Indonesia

"Ini akan meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi globalisasi perubahan teknologi serta perubaha n struktur ekonomi,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Keementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin, di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2019.

Rudy menuturkan, pemerintah juga telah menerbitkan aturan tentang super deduction vokasi bagi wajib pajak badan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.010/2019 mengenai wajib pajak badan yang mengeluarkan biaya untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, atau pembelajaran untuk pengembangan kompetensi tertentu. Perusahaan yang memenuhi syarat, dapat menerima pengurangan penghasilan bruto hingga 200 persen dari biaya yang dikeluarkan.

Industri juga dapat menerima insentif pajak yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2019 tentang pengurangan pajak untuk perusahaan-perusahaan dalam penyelenggaraan program pemagangan dan pelatihan vokasi. "Agar insentif pajak tepat sasaran, pemberian insentif diberikan ke enam sektor, manufaktur, agribisnis, ekonomi digital, pariwisata, kesehatan, dan pekerja migran. Harapan kami insentif ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh industri," tutur Rudy.

Langkah tersebut perlu dilakukan karena ada ketidaksesuaian antara skill dan kebutuhan industri terhadap tenaga kerja Indonesia. Sehingga ia menilai bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan domestik dan global di bidang sumber daya manusia (SDM). "Ada ketidakcocokan 50 persen tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Kemudian ada tantangan otomatisasi juga," ungkap Rudy.

Advertising
Advertising

Rudy mengungkapkan, pihaknya bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengembangkan rencana jangka panjang yang bisa dijadikan acuan untuk pendidikan vokasi. "Kita juga akan mengembangkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang bisa digunakan tenaga kerja untuk re-skilling. Kami ingin keterlibatan industri lebih baik lagi," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Syarif Ibrahim Busono Adi, mengungkapkan ada kesenjangan antara industri dan pendidik tenaga kerja Indonesia sehingga membuat lulusan vokasi banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan. Ia menjelaskan, terbukti pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2019, dilihat dari tingkat pendidikan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi ada pada SMK, yaitu sebesar 8,63 persen, dan terendah lulusan SD sebesar 2,65 persen.

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

11 jam lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

14 jam lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

1 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

6 hari lalu

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

6 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

8 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

13 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

13 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

19 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

24 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya