Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tengah) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Menhub Budi Karya Sumadi (kedua kanan), Seskab Pramono Anung (ketiga kanan) dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey (ketiga kiri) meninjau Terminal Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 4 Juli 2019. Perluasan bandara ini rencananya akan dimulai pada September 2019. ANTARA/Puspa Perwitasari/wsj.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sambutannya mengaku sering menelpon menteri-menterinya tengah malam, dan hal itu diakui oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
"Iya kalau malam, kalau ada masalah misalnya ada bencana alam di mana, itu malamnya telepon besok ke sana," kata Basuki ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019.
Menurut Basuki, Presiden Jokowi merupakan tokoh yang inovatif, luar biasa, dan kerap insidental. Menteri PUPR menjelaskan Presiden Jokowi tidak ingin terikat dengan keprotokoleran dan rutinitas.
Jika ada hal yang mendesak dan perlu untuk segera dibenahi, Presiden Jokowi tidak segan untuk segera "action" menghubungi menteri terkait.
"Saya tahu, kalau saya nggak bisa, saya bilang nggak bisa, karena beliau punya mata dan telinga yang jauh lebih banyak dibanding mata dan telinga saya," kata Basuki.
Selain itu, Basuki mengungkap pekerjaan rumah yang besar ke depan adalah pembangunan ibu kota baru serta penyediaan air bersih, sanitasi, dan perumahan.
"Jadi ada target yang baru-baru lagi. Tapi yang tiga ini jadi prioritas lebih menurut saya," kata dia.
Basuki juga menyarankan menteri dalam Kabinet Kerja jilid dua nanti harus dapat mengimbangi kecepatan kerja Presiden Jokowi.
Menurut dia, tantangan besar menjadi menteri dalam Kabinet Kerja adalah kecepatan dan kualitas yang harus presisi.