Konsumsi Minyak Melambung, Defisit Diprediksi Melebar

Jumat, 18 Oktober 2019 15:30 WIB

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar minyak (BBM) B-20, B-30, dan B-100 di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, bahwa Indonesia dapat menggunakan campuran dari bahan nabati seperti minyak sawit dalam solar hingga 100 persen atau biodiesel 100 (B-100) pada tiga tahun mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset British Petroleum menyebutkan penggunaan energi primer Indonesia selama 2018 tumbuh 4,9 persen, terutama minyak dan gas. Angkanya melebihi pertumbuhan rata-rata tahunan konsumsi energi primer sejak 2007-2017 yang sebesar 2,8 persen. "Minyak mendominasi 45 persen dari konsumsi energi primer di 2018," ujar Group Chief Economist dari British Petroleum Spencer Dale, Kamis 17 Oktober 2019.

Dominasi bahan bakar minyak nampak dari meningkatnya permintaan akan diesel, avtur dan bensin. Di sisi lain, produksi minyak justru menurun 3,5 persen di 2018. Angkanya melebihi rata-rata tahunan penurunan produksi minyak selama 2007-2017 yaitu sebesar 1,5 persen.

Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi menyatakan kondisi ini berpotensi semakin memperbesar defisit neraca migas yang pada akhirnya akan memperparah defisit neraca perdagangan. Dengan rendahnya produksi dalam negeri, impor migas menjadi kunci pemenuhan konsumsi.

"Migas selama ini merupakan salah satu penggerak perekonomian. Jika impor dihentikan bisa menghambat ekonomi," katanya.

Badan Pusat Statistik mencatat hingga September 2019 impor migas mencapai US$ 15,86 miliar. Dengan ekspor yang hanya US$ 9,42 miliar, neraca migas defisit US$ 6,44 miliar.

Untuk mengurangi ancaman defisit, pemerintah dinilai perlu mengimbangi dengan meningkatkan ekspor non migas. Strategi ini dinilai paling mudah dilaksanakan dibandingkan menahan impor minyak. Selain itu, perlu ada upaya mendorong energi baru dan terbarukan (EBT). "Tidak bisa lagi berharap kepada energi fosil, harus dari EBT," ujar dia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Onny Widjanarko menyatakan defisit neraca migas cenderung membaik hingga September 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Defisit migas turun dari US$ 9,45 miliar di Januari-September 2018 menjadi US$ 6,44 miliar pada Januari-September 2019.

Dampaknya, neraca perdagangan Indonesia membaik hingga September ini. Defisit neraca perdagangan turun sebesar US$ 1,87 miliar dari US$ 3,82 miliar di periode Januari-September 2018 menjadi US$ 1,95 miliar di periode yang sama tahun ini.

Onny mengatakan, penurunan defisit migas berkaitan dengan implementasi beberapa kebijakan pemerintah. "Seperti implementasi penggunaan bahan bakar nabati B20 dan kewajiban penawaran crude oil oleh K3S kepada Pertamina," ujarnya. Kedua kebijakan tersebut, menurut dia, efektif mengurangi impor minyak mentah dan produk minyak oleh Pertamina.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan pemerintah tengah mempercepat transformasi biodiesel dari B20 menuju B30 sebagai ganti solar. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan ekspor non-migas sekaligus menyerap kelebihan produksi CPO dan turunannya yang belum terserap pasar dunia.

<!--more-->

Pemerintah juga memasukkan produksi minyak mentah PT Pertamina (Persero) di luar negeri untuk kebutuhan domestik. Pada saat yang sama, minyak hasil eksplorasi di dalam negeri tetap dimanfaatkan. Susiwijono menuturkan, kondisi ini mempengaruhi catatan ekspor dan impor migas dalam neraca perdagangan yang terlihat defisit semakin besar.

"Padahal ada tambahan penghematan impor dan peningkatan penerimaan pendapatan primer," ujarnya. Kondisi ini, menurut dia, memerlukan penyesuaian metode pencatatan neraca perdagangan kelompok migas agar lebih obyektif menggambarkan adanya penghematan impor minyak.

Berita terkait

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

1 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

5 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

6 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

9 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

10 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

12 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

13 hari lalu

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut serangan Iran ke Israel tidak berdampak pada pasar Asia hari ini.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

13 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

14 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

Serangan Iran ke Israel mengakibatkan harga emas dan minyak berpotensi naik.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

16 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya