Banyak Negara Perang Dagang, RI-India Malah Makin Mesra

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Jumat, 18 Oktober 2019 11:56 WIB

Paviliun Nasional Indonesia (City of Charm) mengusung konsep Rumah Sawit Indonesia yang akan menampilkan produk sawit dari hulu ke hilir.

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, sejumlah negara terlibat perang dagang dan hubungan diplomatik yang memburuk. Namun, pemerintah Indonesia dan India kini justru memupuk hubungan yang lebih erat.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis 17 Oktober 2019, pemerintah Indonesia berencana untuk memangkas pajak impor benang India menjadi 0 persen dari 5 persen. Bulan lalu, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perubahan peraturan tentang kualitas gula yang diimpornya, sebuah langkah yang diperkirakan akan menguntungkan India.

Berbeda dengan Indonesia, hubungan India dan Malaysia telah memburuk karena kritik negara Asia Tenggara ini terkait Kashmir. India dikabarkan mempertimbangkan untuk membatasi impor beberapa produk dari Malaysia termasuk minyak kelapa sawit.

Hal tersebut merupakan reaksi terhadap pernyataan pemimpin negara Asia Tenggara itu yang mengkritik pemerintah India secara keras atas tindakannya di Kashmir.

Pemerintah India dikabarkan marah setelah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada bulan lalu menuduh India telah menyerbu dan menduduki Kashmir. Akibatnya, India berencana mengganti minyak sawit Malaysia dengan pasokan minyak nabati dari negara-negara lain seperti Indonesia.

Advertising
Advertising

“India akan menggantikan impor minyak sawit Malaysia dengan membeli lebih banyak dari Indonesia dan meningkatkan pasokan minyak nabati dari Ukraina,” ujar Bipul Chatterjee, yang mengepalai Pusat Perdagangan Internasional, Ekonomi dan Lingkungan di Jaipur, India.

Seperti dilansir Bisnis, Jumat 18 Oktober 2019, sebagai tanda hubungan yang lebih hangat antara India dan Indonesia, Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Joko Widodo saling bertukar saat kunjungan ke negara masing-masing. Kedua negara penghasil komoditas kelas berat tersebut telah menetapkan target perdagangan senilai US$50 miliar pada tahun 2025. Oleh karenanya, hambatan dari sisi tarif dan non-tarif perlu dihilangkan.

Dalam suatu pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang, pada akhir Juni 2019, Presiden Jokowi secara khusus meminta PM Modi untuk memberi perhatian lebih atas penerapan tarif impor baru terhadap ekspor kelapa sawit Indonesia.

<!--more-->

“Kita perlu mendorong Menteri Perdagangan kita untuk terus lanjutkan pembahasan guna mencapai win-win solution, termasuk proposal trade-off minyak sawit dengan komoditas lainnya,” tegas Jokowi pada Juni 2019.

Tahun 2019 menjadi momen perayaan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berpuluh tahun lamanya tersebut pun menguat. India, pembeli minyak kelapa sawit utama dunia, menyesuaikan beberapa tarif impor untuk produk kelapa sawit. Ini jelas menguntungkan pengiriman CPO Indonesia.

Kini Indonesia tengah berupaya membalasnya dengan potensi membeli lebih banyak gula dan benang dari India. Negeri Hindustan ini memang dikenal sebagai produsen utama kedua produk tersebut.

Sebelum tensi India-Malaysia, sejumlah negara besar telah lebih dahulu bergumul dalam perang dagang yang berlarut-larut. Jepang dan Korea Selatan berselisih mengenai sejarah pahit masa kolonisasi. Sementara perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang telah menggoyang pasar selama lebih dari setahun terakhir, tetap menghantui ekonomi global terlepas dari beberapa progres yang dicapai.

BISNIS

Berita terkait

Airlangga Sebut Penyerapan Dana Peremajaan Sawit Rakyat di Bawah 30 Persen

31 hari lalu

Airlangga Sebut Penyerapan Dana Peremajaan Sawit Rakyat di Bawah 30 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Penyerapan Dana Peremajaan Sawit atau PSR masih rendah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

31 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

31 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

31 hari lalu

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Naikkan Dana Peremajaan Sawit Rakyat Menjadi Rp 60 Juta

31 hari lalu

Pemerintah Naikkan Dana Peremajaan Sawit Rakyat Menjadi Rp 60 Juta

Pemerintah naikkan dana peremajaan sawit rakyat menjadi Rp 60 juta. Berlaku mulai Mei tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

31 hari lalu

Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

Regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

35 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

39 hari lalu

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Ahli Gizi Unair Beberkan Kelebihan dan Kekurangan Minyak Makan Merah yang Diluncurkan Jokowi

40 hari lalu

Ahli Gizi Unair Beberkan Kelebihan dan Kekurangan Minyak Makan Merah yang Diluncurkan Jokowi

Proses produksinya yang tidak melalui penyulingan atau bleaching tak berarti Minyak Makan Merah bebas dari dampak negatif.

Baca Selengkapnya

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

52 hari lalu

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.

Baca Selengkapnya