Kabinet Jokowi Jilid II Diharapkan Pro Industri Manufaktur

Jumat, 18 Oktober 2019 07:57 WIB

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kepimimpinannya di periode kedua, Presiden Joko Widodo atau Jokowi diharapkan dapat membentuk tim ekonomi yang mumpuni dalam kabinetnya. Tim yang solid itu sangat penting untuk bisa segera merevitalisasi industri nasional melalui lintas kementerian dan lembaga.

Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal. Ia menilai kinerja sektor manufaktur dalam negeri pada periode pertama kepemimpinan Jokowi masih stagnan dengan ditopang oleh pasar domestik. Pada saat yang sama, terjadi penurunan daya saing ekspor dan realisasi investasi baru dalam tiga tahun terakhir.

Oleh karena itu, Faisal berharap pada masa kepemimpinan baru ini, presiden dapat memilih tim ekonomi yang kuat dengan satu paradigma. Paradigma yang dimaksud adalah fokus pada pengembangan sektor manufaktur nasional yang akan menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi.

Faisal menilai hal itu tak hanya ditunjukkan dengan memilih menteri perindustrian yang cakap. "Tetapi memilih orang yang tepat untuk seluruh tim ekonomi dengan visi sama bahwa manufaktur harus menjadi main driver untuk pertumbuhan ekonomi," ujarnya, Kamis, 17 Oktober 2019.

Pemerintah, menurut Faisal, juga harus kembali merumuskan kebijakan untuk revitalisasi sektor manufaktur dengan peta jalan yang jelas. Dengan demikian, pelaku usaha dan investor bisa terlibat dalam pengembangan industri nasional.

Advertising
Advertising

Saat ini pemerintah sudah memiliki Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035 yang didukung dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Dengan revolusi industri 4.0 itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menetapkan 5 sektor manufaktur yang akan diutamakan pengembangannya dan menjadi percontohan, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.

<!--more-->

Sayangnya, menurut Faisal, peta jalan dan rencana jangka panjang itu masih kurang fokus pada sektor prioritas. Padahal, katanya, butuh sinkronisasi lintas kementerian/lembaga untuk memacu sektor manufaktur. "Itu harus menjadi acuan tidak hanya untuk Kemenperin, tetapi juga semua jajaran kabinet, lintas kementerian," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta memperkirakan kabinet baru Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan lebih berpihak kepada sektor riil. "Khususnya ke level mikro, mungkin (kebijakan) akan lebih terasa nyata," kata Arif.

Pasalnya, kata Arif, latar belakang profesi Ma'ruf Amin yakni ulama diperkirakan bakal lebih menyasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah sebagai bentuk ekonomi ummat. "Ini tentu beda dengan Jusuf Kalla yang dari dunia usaha. Tapi kembali lagi, spirit yang dibangun tentu juga akan menyasar yang besar dan kecil," ucapnya.

Adapun ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menyarankan agar kementerian sektoral bisa dipegang kalangan profesional. "Kementerian sektoral seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN, harusnya diisi sosok profesional," katanya.

Meski begitu, tidak berarti kalangan profesional tidak boleh berasal dari partai politik. Pasalnya, kata dia, lebih banyak kalangan partai politik yang masuk pemerintahan akan semakin baik untuk menjaga stabilitas politik.

"Tapi bagaimana kemudian sosok-sosok itu bisa diterima pasar. Semoga saja dimunculkan sosok profesional karena investor akan melihat itu. Kalau investor nyaman, mereka bisa investasi," kata Fithra.

BISNIS | ANTARA

Berita terkait

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

34 menit lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

3 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

3 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

4 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

4 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

7 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

7 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

9 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya