Badan Perlindungan Konsumen Nasional Harap Inflasi Tetap Rendah

Reporter

Antara

Rabu, 16 Oktober 2019 23:32 WIB

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah Parman mendesak agar revisi terhadap Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Nasional segera diselesaikan dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Selasa, 2 Juli 2019. TEMPO/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengharapkan inflasi dapat terjaga di level rendah agar tidak mengganggu konsumsi rumah tangga sehingga dapat mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih baik.

"Inflasi harus dijaga rendah agar daya beli masyarakat tetap tinggi, oleh karena itu harga pangan jangan sampai bergejolak," ujar Ketua BPKN Ardiansyah Parman usai acara penganugerahan "Raksa Nugraha Indonesia Consumer Protection Award (ICPA)" di Jakarta, Rabu malam, 16 Oktober 2019.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27 persen. Dengan pencapaian itu, maka inflasi tahun kalender Januari-September 2019 mencapai 2,2 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,39 persen.

Menurut dia, inflasi yang stabil di level tiga persen menunjukkan harga pangan relatif stabil dan diharapkan menopang PDB Indonesia lebih baik.

"Sekitar 57 persen dari PDB Indonesia ditunjang oleh konsumsi rumah tangga. Rumus sederhana PDB, yakni konsumsi rumah tangga ditambah investasi, ditambah belanja pemerintah, ditambah nett ekspor," paparnya.

Dengan demikian, lanjut dia, ada kepentingan bersama untuk menjaga pasar agar konsumsi rumah tangga tidak melemah.

Ia menambahkan sekitar 50 persen sampai 60 persen konsumsi rumah tangga merupakan belanja pangan. Oleh karena itu, harga makanan atau pangan jangan sampai bergejolak karena berpengaruh terhadap konsumen yang akhirnya berimbas pada PDB.

Dalam rangka menjaga konsumsi rumah tangga, lanjut dia, pihaknya secara bersamaan juga menjaga kepercayaan antara konsumen dan pelaku usaha dalam melakukan transaksi barang maupun jasa.

"Karena transaksi barang maupun jasa itu yang membangun 57 persen terhadap ekonomi kita. Oleh karena itu BPKN terus berupaya menjaga, membentuk atau membangun kepercayaan antara konsumen dan pelaku usaha," ucapnya.

Salah satu upaya menjaga perlindungan konsumen, menurut Ardiansyah, BPKN menyelenggarakan Raksa Nugraha Indonesia Consumer Protection Award (ICPA).

"Anugerah ini salah satu untuk menjaga kepercayaan konsumen. Kita menjaga dua pihak, konsumen dan pelaku usaha agar kepercayaan tumbuh yang akhirnya meningkatkan transaksi sehingga konsumsi rumah tangga terus meningkat," katanya.

ANTARA

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

8 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya