Flu Babi Afrika Mewabah di Timor Leste, Kemenkes Awasi Perbatasan

Selasa, 15 Oktober 2019 13:54 WIB

Petugas Surveillance Epidemiologi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menunjukkan tamiflu untuk diberikan kepada Pondok Pesantren Darussa'adah, Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Senin (10/8). Pembagian tamiflu terkait banyaknya santri yang sakit dengan ciri ciri penderita flu babi. TEMPO/NURDIANSAH

TEMPO.CO, Bandung - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Anung Sugihantono mengatakan, Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pertanian tengah mewaspadai wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika yang terjadi di Timor Leste. “Kami sudah bekerja sama, berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Jenderal Kesehatan hewan untuk menangani persoalan-persoalan ini khususnya di Timor Leste,” kata dia di Bandung, Selasa, 15 Oktober 2019.

Warga Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste diminta mengetatkan pengawasan, mengantisipasi penyebaran penyakit flu babi Afrika itu. “Karena ada masyarakat yang berinteraksi langsung dengan babi. Itu yang kita jaga interaksinya,” kata Anung.

Kendati sudah mengambil sejumlah langkah antisipasi, Anung menerangkan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa penyakit flu babi Afrika dapat menulari manusia. “Sampai sekarang tidak ada bukti bahwa African Swine Fever itu menular dari hewan ke manusia,” kata dia.

Menurut Anung, virus flu babi Afrika tersebut saat ini ditemukan hanya menjangkit hewan. “African Swine Fever atau ASF, sebenarnya ini bukan hanya sekarang. Penyakit ini sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini outbreak untuk penyakit ini ada di Cina, Timor Leste, Singapura, dan Filipina. Tetapi masih atau hanya ditemukan pada hewan, khususnya babi yang ditemukan di sana,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengingatkan para peternak babi di Kabupaten Kupang yang berbatasan dengan negara Timor Leste untuk mewaspadai munculnya flu Babi Afrika ( Afrika Swine Fever) yang menyerang ternak Babi.

Advertising
Advertising

"Flu Babi Afrika menyerang segala usia babi sehingga perlu diwaspadai para peternak di Kabupaten Kupang yang menjadi kantong ternak babi terbesar di Pulau Timor," kata Dani Suhadi di Kupang, Rabu, 15 Oktober 2019.

Dani mengatakan, virus ASF sangat berbahaya bagi peternak karena dapat memicu kematian babi hingga 100 persen. "Kontaminasi terjadi melalui kontak langsung dengan jaringan dan cairan tubuh babi yang terinfeksi termasuk pembuangan dari hidung, mulut, urine dan feses atau semen yang terinfeksi," kata dia.

Menurut Dani, virus flu babi Afrika yang menyerang ternak babi ini menyebar melalui transportasi dan konsumsi produk makanan yang terkontaminasi. Saat ini juga belum ada ada vaksinasi yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan infeksi tersebut.

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

6 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

10 Negara Terpencil di Dunia, Ada yang Luasnya Hanya 21 Kilometer Persegi

7 hari lalu

10 Negara Terpencil di Dunia, Ada yang Luasnya Hanya 21 Kilometer Persegi

Berikut deretan negara terpencil di dunia, ada yang terpisah sejauh 4.654 kilometer, setara dengan jarak dari London ke Nova Scotia, Kanada.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

10 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

10 hari lalu

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

17 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

20 hari lalu

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

22 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

22 hari lalu

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat, 5 April 2024. Berikut profil Pulau Kanawa

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

34 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya