Kebijakan Jokowi-JK Dinilai Kurang Mendukung Sektor Manufaktur

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Senin, 14 Oktober 2019 12:42 WIB

Presiden Jokowi (kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka saat meresmikan pabrik mobil PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 6 September 2019. Tujuh tahun berlalu, kini pabrik mobil Esemka dengan nilai investasi sebesar Rp 600 miliar tersebut dapat memproduksi mobil mencapai 18 ribu unit per tahun atau 1.500 unit per bulan. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Selama lima tahun pemerintahan Jokowi-JK, industri manufaktur dinilai belum banyak mendapat dukungan dari pemerintah. Kurang maksimalnya kebijakan pemerintah yang mendorong industri manufaktur itu menjadi salah satu penyebab target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2014-2019 tak tercapai.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakanm pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5 persen terbilang sudah cukup baik di tengah kondisi ketidakpastian global. Kendati demikian, angka tersebut terpaut cukup jauh bila dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2014-2019 yang sebesar 6-7 persen.

Berdasarkan data Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur yang dirilis oleh IHS Markit pada Oktober 2019, PMI Manufaktur Indonesia per September 2019 masih berada di bawah angka 50, yakni 49,1. Angka tersebut naik 0,1 dari indeks PMI Manufaktur pada Agustus 2019 sebesar 49.

Adapun rata-rata PMI Manufaktur per kuartal III/2019 berada pada angka 49,2. Nilai ini merupakan angka terendah yang dicatatkan industri manufaktur Indonesia sejak 2016.

Advertising
Advertising

Industri manufaktur yang digadang-gadang menjadi mesin untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia itu belum didukung oleh kebijakan atau insentif yang memiliki dampak signifikan. Yusuf mencontohkan beberapa insentif dalam paket kebijakan ekonomi seperti pengurangan harga listrik dan gas untuk industri manufaktur yang efeknya belum dirasakan secara merata.

“Paket kebijakan dan insentif yang diberikan pemerintah masih cenderung reaktif. Ini membuat desired effect dari paket kebijakan itu tidak terasa dan membuat industri manufaktur belum terdorong secara maksimal,” katanya seperti dikutip Bisnis, Senin 14 Oktober 2019.

Selain itu, pemberlakuan kebijakan tersebut tidak didukung oleh koordinasi antarkementerian/lembaga dan pemerintah pusat serta daerah. Masih banyak peraturan-peraturan di tingkat kementerian yang tumpang tindih sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi sekaligus menurunkan keyakinan investor untuk datang ke Indonesia.

Sementara itu, ekonomi Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan banyaknya paket kebijakan ekonomi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi merupakan tanda kurangnya kajian yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut terbukti dari umur sebagian besar paket kebijakan ekonomi yang tidak sampai tiga bulan.

Minimnya kajian yang komprehensif ini menyebabkan munculnya keengganan investor untuk menanamkan modalnya. Bhima menyarankan perlunya kajian yang lebih jelas dan mendalam pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi agar target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

BISNIS

Berita terkait

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

6 menit lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

13 menit lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

1 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 jam lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

1 jam lalu

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

Presiden Jokowi memilih untuk menyaksikan laga Timnas U-23 Indonesia melwan Irak dari kamarnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

4 jam lalu

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

4 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

5 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

5 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya