Bank Dunia Revisi Pertumbuhan Ekonomi, Begini Respons Core

Jumat, 11 Oktober 2019 15:11 WIB

Ilustrasi Pelayanan Pajak. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - World Bank atau Bank Dunia baru saja memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen pada 2020. Padahal dalam proyeksi yang sama pada April 2019, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sampai 5,2 persen.

Selain Bank Dunia, World Economic Forum (WEF) merilis laporan berjudul Global Competitiveness Report 2019. Laporan itu mencatat bahwa daya saing Indonesia melorot 5 peringkat ke posisi 50 padahal sebelumnya berada di posisi 45. Indonesia mengumpulkan skor 64,6 atau lebih rendah 0,3 poin dibandingkan pada tahun lalu.

Merespons, dua laporan itu Direktur Riset Center of Reforms on Economics (Core) Piter Abdullah Redjalam menilai ada yang perlu segera diperbaiki terkait kebijakan ekonomi Indonesia. Salah satunya, kata dia, terkait kebijakan pemerintah dari sisi fiskal khususnya soal penerimaan pajak.

"Sekarang pemerintah sudah berikan insentif perpajakan, tapi di sisi lain pemerintah juga naikkan target penerimaan pajak, ini kebijakan yang tidak konsisten enggak sejalan," kata Piter ketika dihubungi Tempo, Jumat 11 Oktober 2019.

Menurut Piter kebijakan yang tidak konsisten tersebut yang kemudian berdampak pada pertumbuhan investasi dan konsumsi menjadi tertahan. Sebab, jika target pajak naik artinya ruang investasi dan konsumsi untuk tumbuh menjadi sempit.

Advertising
Advertising

Kemudian, yang kedua, kebijakan lain yang menurut Piter perlu dikawal adalah rencana penerbitan omnibus law untuk ikut memperbaiki iklim investasi. Sebab, kata Piter, penerbitan kebijakan tersebut belum tentu menjadi solusi atas ruwetnya persoalan izin di Indonesia.

Piter mengungkapkan selain persoalan izin yang menghambat investasi, ada faktor lain yang seringkali menghambat. Beberapa diantaranya seperti pembebasan lahan, koordinasi pusat dengan daerah dan juga inkonsistensi pemerintah pusat dalam pelaksanaan izin.

Sedangkan yang terakhir, adalah kebijakan moneter yang longgar atau tidak terlalu ketat. Dalam hal ini adalah persoalan suku bunga tinggi yang bisa membuat biaya ekonomi juga ikut merangkak naik.

"Jadi kebijakan-kebijakan itu yang diharapkan kondusif bagi perusahaan maupun masyarakat. Artinya, kebijakan itu bisa memberikan ruang bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan," kata Piter, dari Core.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

2 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya