Kembangkan QR Code Sendiri, LinkAja Belum Akan Adopsi QRIS

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Rabu, 9 Oktober 2019 11:47 WIB

Cashbac dan LinkAja Umumkan Kerja Sama, Berikan Keuntungan Dobel Bagi Pelanggan.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian BUMN menyatakan perusahaan fintech pelat merah LinkAja belum siap mengadopsi Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS) besutan Bank Indonesia (BI). LinkAja juga sudah terlanjur menggelontorkan banyak dana untuk mengembangkan QR Code-nya sendiri.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya ingin mempertahankan basis pelanggan LinkAja yang saat ini sudah terbangun. LinkAja juga dipandang tidak mungkin bersaing secara langsung dengan perusahaan fintech lain yang "membakar uang". "LinkAja tidak perlu segera balik modal," kata dia seperti dilansir Bisnis, Rabu 9 Oktober 2019.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan bahwa saat ini pembayaran LinkAja hendak difokuskan ke sektor-sektor yang dikelola BUMN seperti transportasi umum yang selama ini masih belum dijajaki oleh fintech lain. "Kalau kita ikut pola fintech yang lain agak berat untuk mengimbangi mereka dan kita sekarang ingin mempertahankan customer base BUMN," ujar Gatot.

Bank Indonesia sendiri telah menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No.21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran sejak 16 Agustus 2019. Merujuk pada ketentuan tersebut, implementasi QRIS secara nasional ditargetkan mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Sebagai tahap awal, QRIS bakal berfokus pada penerapan QR Code payment model merchant presented mode (MPM) di mana penjual menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh pembeli ketika melakukan transaksi pembayaran.

Keberadaan QRIS ini, menurut Bank Indonesia, diperlukan sebagai QR Code universal sehingga penjual tidak perlu menyediakan berbagai jenis QR Code dari berbagai penerbit.

Konsumen pun bakal diuntungkan karena dengan demikian konsumen hanya perlu melihat satu jenis QR Code yang mampu menerima berbagai opsi pembayaran konsumen. Namun, karena telanjur mengembangkan QR Code sendiri, LinkAja belum dapat mengadopsi sistem ini.

BISNIS

Berita terkait

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

1 hari lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

1 hari lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

7 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya