Susi Tenggelamkan Belasan Kapal Pencuri Ikan, 2 dari Cina
Reporter
Aseanty Pahlevi (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 8 Oktober 2019 08:00 WIB
TEMPO.CO, Natuna - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, kemarin memimpin pelaksanaan penenggelaman dua kapal Cina di perairan Natuna. Dua kapal Cina itu merupakan bagian dari 48 kapal perikanan asing ilegal yang ditenggelamkan setelah mendapat kekuatan hukum tetap oleh pengadilan.
“Hari ini peledakan serentak dilakukan di Natuna tujuh kapal, empat dari Vietnam, satu dari Malaysia, dan dua dari Cina," ujar Susi di Natuna, Senin, 7 Oktober 2019. "Di Belawan enam kapal dari Malaysia; di Batam ada enam kapal yaitu dua kapal Malaysia, tiga kapal Vietnam dan satu kapal Thailand."
Sehari sebelumnya, Susi juga menenggelamkan 21 kapal asing di Kalimantan Barat. Sebanyak 18 kapal ditenggelamkan di perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Mempawah, sedangkan tiga lainnya dihancurkan dengan alat berat karena telah rusak berat di perairan Sambas.
Di akhir jabatannya, Susi berpesan, di masa mendatang, harus terus didorong ketegasan dan soliditas dengan mengutamakan prinsip unity of effort dari aparat penegakan hukum di laut. Selain itu harus ada peningkatan intensitas patroli dan penambahan kekuatan armada di laut. Hal ini sangat penting untuk menjaga kedaulatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia.
Berdasarkan pantauan Global Fishing Watch, jumlah kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia mengalami penurunan yang drastis sejak 2015. “Saya berharap kebijakan penenggelaman kapal asing dapat terus dilanjutkan untuk mencegah kapal asing pencuri ikan masuk ke wilayah Indonesia,” katanya. Keberhasilan Indonesia ini pula yang mendorong pemerintah Malaysia mulai mengikuti langkah penindakan tegas pelaku IUU Fishing melalui kebijakan penenggelaman kapal.
Lebih jauh Susi juga berharap langkah-langkah tegas untuk memberantas IUU Fishing dan mengedepankan nasionalisasi usaha perikanan tangkap juga akan dilakukan oleh negara-negara sekitar Indonesia, terutama negara anggota ASEAN dan negara Pasifik. Ia pun mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dengan semua institusi terkait dengan pemberantasan illegal fishing.