Tempo.Co, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) melepas ekspor gurita ke Jepang pada Senin, 7 Oktober 2019. Ekspor dilakukan dari Natuna.
“Ekspor ini tindaklanjut realisasi signing dengan perusahaan Jepang Nomura Trading Co.,LTD dari partisipasi kami di pameran Japan International Seafood and Technology Expo (JISTE) Agustus 2019 lalu di Jepang,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodompit dalam keterangan tertulis.
Komoditas ekspor sebanyak 15 ribu kilogram gurita, ujar Farida, merupakan bahan baku dari perairan Natuna dan sekitarnya. Bahan baku tersebut dikelola Unit Pengolahan Ikan (UPI) Selat Lampa, Natuna yang dikelola Perum Perindo. UPI merupakan bagian dari program KKP guna membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Natuna.
Baca Juga:
Farida mengatakan gurita adalah salah satu produk hasil laut Tanah Air yang diminati pasar Internasional seperti Jepang. "Bahan baku yang kami ekspor merupakan serapan seratus dari Nelayan Indonesia," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Keuangan Perum Perindo Arief Goentoro mengatakan ekspor tersebut adalah hasil kerjasama antara KKP, Pemkab Natuna dan Perum Perindo. Ia memprediksi permintaan ekspor gurita kian meningkat mengikuti musim puncak mulai Oktober hingga akhir tahun bahkan sampai dengan Januari 2020.
“Estimasi ekspor diperkirakan hingga 2 - 4 kontainer perbulannya, dengan komoditas sebanyak 15.000 kg untuk satu Kontainer dan prediksi nilai revenue yang dicapai hingga kisaran 1 Milyar/kontainer atau 72.000 per kilogram tiap satuan gurita," kata Arief.
Ekspor tersebut, tutur dia, tercatat sebagai ekspor perdana sejak pembangunan SKPT Natuna. Meskipun sebenarnya, sejak tahun 2017 secara rutin produk olahan dari UPI Natuna diekspor ke Singapura, melalui Tanjung Pinang. "Selain gurita, produk dari Natuna untuk ekspor adalah ikan-ikan dasar seperti kakap, kerapu, angoli, dan kurisi."