Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal (tengah) dan Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Yati Kurniati saat mengelar konferensi pers mengenai Neraca Pembayaran Indonesia kuartal IV 2018 di Kantor BI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Februari 2019. TEMPO/Dias Prasongko
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2019 sebesar US$ 124,3 miliar. Nilai itu cukup tinggi, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2019 yang sebesar US$ 126,4 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor," kata Junanto dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Oktober 2019.
Dan, kata dia, nilai cadangan devisa itu cukup untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Menurut dia, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Junanto menuturkan penurunan cadangan devisa pada September 2019 terutama dipengaruhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia.
Ke depan, kata dia, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan posisi cadangan devisi Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat sebesar US$ 126,4 miliar. Angka itu menunjukkan peningkatan sebesar US$ 500 juta dibandingkan posisi akhir Juli 2019 yang sebesar US$ 125,9 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. (Cadangan devisa) berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Onny dalam keterangan tertulis, 6 September 2019.
Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.