Ketidakpastian Global, IHSG 2019 Diprediksi Hanya Tumbuh 2 Persen

Minggu, 6 Oktober 2019 19:57 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan tumbuh melambat menjelang akhir tahun ini. MNC Sekuritas menargetkan IHSG bisa mencapai level 6.334 pada akhir tahun, tumbuh flat sebesar 2,26 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Investor disarankan untuk menyikapi turbulensi pasar saham dengan bijak. Alasannya, ada potensi penurunan yang signifikan pada paruh pertama tahun depan.

“Kami menyakini bahwa potensi recovery dapat terjadi pada kuartal IV/2019, ditopang oleh aksi window dressing di tengah valuasi beberapa blue chip yang cukup reasonable saat ini,” kata Head of Research Institusi MNC Sekuritas Thendra Crisnanda seperti dilansir Bisnis.com, Ahad 6 Oktober 2019.

MNC Sekuritas mencermati peluang investasi untuk saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) pada level Rp3.800–Rp3.810 dengan rekomendasi buy saat ini.

Selain itu, saham emiten rokok seperti PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) juga dinilai menarik apabila terjadi koreksi lanjutan.

Advertising
Advertising

Senior Analyst PNM Investment Management Usman Hidayat juga memperkirakan IHSG hanya mampu rebound ke kisaran 6.400 pada akhir 2019 ditopang oleh turunnya volatilitas di pasar keuangan.

“Memang secara year-to-date, Indonesia di posisi kedua terbawah pada 2019 ini di bandingkan bursa lainnya di kawasan. Penurunan ini tampaknya terjadi pada 6 bulan terakhir,” kata Usman.

Hidayat menuturkan bursa saham global secara umum mulai melemah sejak Maret 2019. Namun demikian, pergerakan pasar keuangan menjelang akhir tahun ini diperkirakan bisa menguat terbatas seiring dengan turunnya risiko ketidakpastian global, konsolidasi perang dagang dan geopolitik.

Saat ini, Usman melanjutkan, volatilitas pasar saham secara ytd tercatat sebesar 0,7 persen. Adapun, tingkat volatilitas tersebut digunakan untuk mengukur kemungkinan risiko rugi per hari ketika berinvestasi di saham.

Sementara dari domestik, Usman menilai masa penghabisan APBN bakal mendongkrak kinerja saham BUMN Karya. “Utamanya karena APBN akan dihabiskan, kontraktor pemerintah akan mendapat modal, seperti WSKT atau ADHI itu cash-flow-nya akan bagus sehingga saham-saham Karya bisa naik karena APBN kaitannya dengan disbursement dari pendanaan,” tutur Usman.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

5 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

13 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya