Rini Soemarno Cerita Direktur BUMN Tunggu 5 Jam Ajukan Kredit
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 6 Oktober 2019 09:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengklaim sudah banyak perbaikan yang terjadi saat ini ketika sinergi sinergi antar perusahaan pelat merah makin kuat.
Jika dulu, kata Rini, ada cerita salah satu direktur BUMN kecil mau mengajukan kredit usaha ke PT BRI (Persero) Tb.k harus menunggu 5 jam di ruang tunggu. "Dan itu pun yang menemui hanya level GM saja," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 4 Oktober 2019.
Rini mengaku tak habis pikir mengapa hal itu bisa terjadi. "Saya pikir, satu keluarga saja enggak mau nemuin. Padahal mereka punya orang tua yang sama yaitu Republik Indonesia," ucapnya.
Namun kisah lama itu tak lagi terjadi saat ini. Sebab, berbagai upaya dilakukan untuk mensinergikan badan usaha milik negara yang ada di Indonesia.
"Kita punya PT Pelni, saya menyewa satu kapal, semua direksi 143 BUMN saya masukkan di situ semua. Jadi saya rapat di situ dan saya satukan pemikiran mereka semua,” ujar Rini.
Ia mengatakan BUMN adalah agen pembangunan yang harus jadi motor penggerak perekonomian Tanah Air. Untuk itu, BUMN-BUMN yang besar maupun kecil harus bersinergi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian dalam negeri.
Sebelum dirinya menjadi Menteri BUMN, kata Rini, perusahaan pelat merah besar dan kecil memiliki kesenjangan pengelolaan cukup besar. Padahal, seluruh BUMN merupakan keluarga dan harus bersinergi dalam mendorong pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
<!--more-->
Kini, selain bersinergi dengan BUMN lainnya, BUMN besar maupun kecil juga harus bekerja sama dengan investor swasta. Kerja sama BUMN dan swasta akan menguatkan perekonomian Tanah Air. BUMN memiliki lima fungsi yaitu profit generator, pembangunan ekonomi, kemanfaatan umum, perintis kegiatan usaha, dan ekonomi kerakyatan.
Untuk ekonomi kerakyatan, Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam meningkatkan permodalan untuk sektor UMKM. Hingga akhir 2018 Himbara memiliki 4.3 juta nasabah debitor. Penyaluran KUR setiap tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan di akhir 2018 nilai penyaluran KUR mencapai Rp 113,9 triliun.
Selain itu, program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang diusung Kementerian BUMN telah memiliki 5,3 juta total nasabah dengan akumulasi penyaluran Rp 16,4 triliun mencakup 276 kabupaten. Program lainnya adalah BBM Satu Harga dan peningkatan jaringan internet melalui internet desa.
“Konektivitas telekomunikasi antara lain pembangunan 161.000 Km panjang fiber optic, 189.000 BTS, 79 desa mobile coverage. Saat ini, sudah ada 4.100 desa yang sudah tersambung dengan jaringan internet,” kata Rini.
Program lainnya yaitu Siswa Mengenal Nusantara. Program ini ditujukan untuk membangun wawasan sosial budaya, pendidikan, enterpreneurship, kebangsaan, serta pengenalan BUMN bagi para siswa. Per 2018, total 2.822 siswa menjadi peserta program SMN.
Untuk menghormati para pejuang kemerdekaan, BUMN juga melakukan bedah rumah veteran. Hingga akhir 2017, 4.215 rumah para veteran telah di renovasi dengan total bantuan danaRp 71,3 miliar.
Rini menambahkan, kontribusi BUMN terhadap penerimaan negara melalui APBN pada 2018 hampir mencapai Rp 466 triliun. Kontribusi ini naik hingga 54 persen dari periode 2017 yang mencapai Rp 303 triliun. Selain itu, BUMN sudah menguasai pasar ekspor yang tersebar di seluruh dunia dengan total ekspor pada 2018 mencapai UD 7.776 Juta.
Total aset BUMN menunjukkan tren yang selalu meningkat di tiap tahunnya, tumbuh dari Rp 5.760 triliun pada 2015 menjadi Rp 8.371 triliun pada semester I-2019. Total laba seluruh BUMN pada akhir 2018 sebesar Rp 210 triliun, naik dari posisi akhir 2015 sebesar Rp 148 triliun.
BISNIS