Data Manufaktur AS Kontraksi, Rupiah Menguat ke 14.210 per USD

Rabu, 2 Oktober 2019 10:47 WIB

Jemaah calon haji menukarkan mata uang rupiah dengan riyal di layanan Money Changer Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur, 27 Juli 2017. Layanan tersebut guna memudahkan jemaah memperoleh riyal untuk kebutuhan pembayaran saat menunaikan ibadah haji. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada hari ini menguat ke level Rp 14.210 per dolar AS menyusul data manufaktur Amerika Serikat yang mengalami kontraksi.

"Mata uang Asia, termasuk rupiah cenderung bergerak menguat terhadap dolar AS menyusul data manufaktur Amerika Serikat yang mengalami kontraksi," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.

Ariston menjelaskan, indeks manufaktur AS turun menjadi 47,8 di bulan September, level terendah sejak Juni 2009. Walhasil hal ini menjadi penanda bulan kedua beruntun untuk berada di area kontraksi. "Setiap angka di bawah level 50 sinyalkan kontraksi," ucapnya.

Adapun pergerakan rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat tipis sebesar tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp 14.210 per dolar AS. Hal tersebut bila dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.213 per dolar AS.

Dari dalam negeri, kata Ariston, isu domestik mengenai demonstrasi diperkirakan masih akan membayangi pasar meski tensinya relatif mulai mereda. Hari ini juga rencananya akan ada demo buruh besar-besaran di 10 provinsi.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan adanya indikasi perlambatan kegiatan usaha pada bulan Agustus 2019 dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.

Ia mengemukakan uang beredar pada Agustus 2019 tumbuh 7,3 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan Juli yang tumbuh 7,8 persen yoy. Perlambatan itu karena melambatnya aset domestik neto yang komponen terbesarnya kredit perbankan. Penyaluran kredit melambat menjadi 8,6 persen yoy dari 9,7 persen yoy pada Juli.

Perlambatan ini, menurut Lana, terutama berasal dari kredit modal kerja korporasi non finansial. "Kondisi yang sama juga terlihat pada DPK Korporasi non finansial yang juag melambat," kata Lana

ANTARA

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

17 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

2 hari lalu

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

Untuk ajukan kredit mobil ada beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya mengukur kemampuan finansial jangka pendek maupun panjang. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

4 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Naik 13 Persen

5 hari lalu

Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Naik 13 Persen

Penyaluran kredit Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) pada kuartal I 2024 sebesar Rp 11,6 triliun. Naik 13,2 persen.

Baca Selengkapnya