Warga menunggu pesawat Hercules milik TNI AU di Pangkalan TNI AU Manuhua Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu 25 September 2019. Warga mengungsi meninggalkan Wamena menggunakan pesawat Hercules pascaaksi kerusuhan pada Senin (23/9/2019). ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
TEMPO.CO, Jayapura - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua memprediksi kondisi perekonomian di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, terganggu jika pemerintah daerah setempat tidak segera melakukan antisipasi atau upaya perbaikan secepatnya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji mengatakan Kabupaten Jayawijaya merupakan salah satu wilayah yang dijadikan indikator dalam Nilai Tukar Petani (NTP) di Bumi Cenderawasih. "Jadi pada bulan mendatang, NTP-nya kemungkinan terganggu karena kondisinya tidak stabil," katanya kepada Antara di Jayapura, Selasa, 1 Oktober 2019.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena awal pekan lalu menyebabkan ribuan warga mengungsi ke Jayapura. Kerusuhan itu telah menyebabkan 31 orang meninggal, menurut Kementerian Kesehatan.
Bambang menyoroti dampak eksodus terhadap distribusi barang di Wamena. Sebab, yang kini berjualan di Wamena adalah orang Padang, Jawa, dan lainnya. Jika penjualnya semua mengungsi dan stok barang dagangannya tidak ada, maka akan mengganggu.
"Ini jelas mengganggu namun berapa lama waktunya, kami tidak tahu, sehingga pemerintah daerah setempat harus segera mengantisipasinya," ujarnya.
Dia menjelaskan BPS kini menunggu aksi yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Jika cepat diantisipasi dan direhabilitasi, maka tidak akan mengganggu.
"Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu perekonomian baik di wilayah tersebut maupun Papua pada umumnya," katanya.
Dia menambahkan jika kondisi di Wamena dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu NTP Papua dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten setempat.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
10 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.