Sempat Dispute, Garuda dan Sriwijaya Air Hari Ini Rujuk Lagi?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Selasa, 1 Oktober 2019 06:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Setelah sempat mengalami dispute, kerja sama manajemen antara PT Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air akhirnya bakal dilanjutkan kembali. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Capt Avirianto mengatakan, rencana kerja sama ulang kedua maskapai itu akan dilakukan hari ini, Selasa pagi, 1 Oktober 2019.
“Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia Group akan resetting kerja sama mereka pukul 09.00 WIB di Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara),” ujar Avirianto saat dihubungi Tempo pada Senin, 30 September 2019.
Avirianto mengatakan, rencana itu telah dibahas dalam rapat bersama jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang dipimpin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurut Avi, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia juga sudah menemui Menteri BUMN Rini Soemarno untuk merembuk kelanjutan nasib perusahaan milik keluarga Lie itu.
Setelah rujuk, anak perusahaan Garuda Indonesia Group, yakni Garuda Maintenance Facility atau GMF dan Gapura Angkasa dipastikan akan kembali menggarap perawatan mesin milik Sriwijaya. Menurut Avirianto, kerja sama itu akan memilihkan kondisi operasional Sriwijaya seperti sediakala.
Tempo telah mengkonfirmasi ihwal rencana rujuknya Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air kepada Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham. Namun, Pikir menyebut belum mengetahui niat kesepakatan itu. “Saya belum update dari direksi. Nanti saya cek dulu,” ujarnya.
Pikri mengatakan, perusahaan membuka diri untuk rekonsiliasi. Sebab, menurut dia, perkara utama yang mendera Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air hanya soal pergantian direksi.
Dari pihak Sriwijaya Air, Tempo mencoba menghubungi Pelaksana tugas Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson I. Jauwena, namun tidak dijawab.
Operasional Sriwijaya Air sebelumnya telah terancam berhenti.
<!--more-->
Direktur Quality, Safety,dan Security Sriwijaya Air Toto Subandoro mengaku telah meminta Jefferson memberhentikan sementara seluruh operasional pesawat menyusul insiden kisruh atau dispute dengan Garuda Indonesia. Toto mengatakan seluruh poin penilaian dari identifikasi dan pengendalian risiko atau Hira menunjukkan ambang merah atau terjadi gangguan.
“Setelah diksusi dengan Diektur Teknik dan Direktur Operasi sebagai pelaksana safety, kami merekomendasikan Sriwijaya Air stop sementara beberapa hari ke depan untuk memprioritaskan keamanan,” ujar Toto.
Toto mengatakan ia telah mengajukan surat rekomendasi pemberhentian operasional tersebut ke Pelaksana Tugas Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson I. Jauwena pada Ahad, 29 September 2019. Surat bernomor 096/DV/INT/SJY/IX/2019 itu menyebut ketersediaan toolsm equipment, minimum spare, dan jumlah teknisi berkualifikasi di Sriwijaya Air yang dilaporkan kepada Kementerian Perhubungan beberapa hari lalu tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Saat ini, suku cadang Sriwijaya Air seperti oli, minim. Kondisi ban pesawat juga tidak lagi prima dan stok untuk beberapa peralatan operasional pesawat lain terbatas. Adapun setelah kisruh dengan Garuda Indonesia, Sriwijaya belum menjalin kerja sama dengan entitas perbaikan dan pemeliharaan pesawat menggantikan Garuda Manufacture Facility alias GMF dan Gapura Angkasa.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS