LinkAja Syariah Urus Perizinan di BI

Reporter

Eko Wahyudi

Senin, 30 September 2019 19:56 WIB

Cashbac dan LinkAja Umumkan Kerja Sama, Berikan Keuntungan Dobel Bagi Pelanggan.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja siap garap pasar keuangan syariah dalam negeri dengan meluncurkan fitur bernama LinkAja Syariah pada November 2019. CEO LinkAja Danu Wicaksono mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengurus perizinan terakhir si Bank Indonesia (BI).

"Sedang mengurus izin ke BI untuk fitur baru yaitu LinkAja Syariah, jadi masih proses. Baru aja kita masukin, jadi proses di BI mungkin sampai 45 hari paling lama," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 30 September 2019.

Saat ini, menurut Danu, LinkAja syariah telah memperoleh sertifikasi kesesuaian syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia atau DSN MUI. Namun demikian, berbagai aspek lainnya masih harus dirancang seperti pengenaan promo dan potongan harga, agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

"Seperti bertransaksi pulsa dapat cashback diperbolehkan atau tidak sesuai akad syariah, toh misalkan transaksi di restoran yang kasih cashback itu harus restorannya sebagai merchant atau kita sebagai alat pembayaran," ujarnya.

Menurut dia, ada perbedaan dalam menyelenggarakan keuangan konvensional dan syariah. Pertama adalah dalam menyimpan dana mengendap diletakkan di bank syariah yang tercatat BUKU IV.

Namun ia mengatakan, saat ini belum ada bank syariah yang tercatat sebagai BUKU IV. Jadi solusinya dana tersebut harus diletakkan pada bank syariah berafiliasi dengan bank umum yang tercatat sebagai BUKU IV sesuai aturan Bank Indonesia.

Kemudian dari LinkAja juga harus memerhatikan dari penyedia layanan yang dikhususkan kepada konsumen syariah, seperti menyediakan pinjaman yang berbasis akad syariah. "Penyedianya juga harus beda, yang menganut akad syariah, jadi beda itu," kata Danu.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

21 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

4 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya