Kuota Impor Habis, Industri Manufaktur Kekurangan Garam
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Rabu, 25 September 2019 08:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kuota impor garam tahun ini tidak memasukkan proyeksi pertumbuhan industri manufaktur. Akibatnya, beberapa sektor manufaktur mengalami kekurangan garam untuk kebutuhan produksi, salah satunya industri makanan dan minuman (mamin).
Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono mengatakan, seluruh kuota yang diberikan pada sektor manufaktur aneka pangan telah terpakai. Kuota impor garam sebanyak 350.000 ton telah terpakai semua.
Walaupun industri mamin menyatakan kekurangan pasokan garam, Fridy mengatakan pemerintah tidak menambah kuota impor garam tahun ini atau sebesar 2,7 juta ton.
Kementerian Perindustrian meminta industri manufaktur sektor klor alkali (chlor alcali plant/CAP) tidak memaksimalkan proses produksinya. Sehingga, garam yang dipakai dapat digunakan oleh industri makanan minuman. Kemenperin mendata industri CAP membutuhkan lebih dari 2,5 juta ton garam dengan kadar natrium chlorida (NaCl) lebihi dari 96 persen.
“Ternyata ada peluang [untuk merelokasi garam dari industri CAP ke mamin]. Mereka tidak bisa merealisasikan [serapan garam] karena produksi tidak tercapai karena ada kejadian blackout kemarin.[Kuota garam untuk produksi selama] tiga minggu kami geser [ke industri mamin],” ujarnya, Selasa 24 September 2019.
Berdasarkan data Kemenperin, industri menufaktur mendominasi konsumsi garam, dengan angka 83,7 persen atau sebanyak 3,5 juta ton pada tahun ini. Artinya, industri CAP mendominasi konsumsi garam sebesar 67,86 persen, diikuti oleh industri mamin sebesar 30,35 persen atau sejumlah 1,1 juta ton.
Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Ribut Purwanti mengatakan pasokan garam pada industri makanan dan minuman penting mengingat proses produksi industri mamin berjalan terus menerus. Selain itu, kadar NaCl garam juga penting untuk menjaga kualitas hasil produksi. “Kalau memakai garam yang tidak bersih bisa ada bintik-bintik hitam,” katanya.