TEMPO.CO, Jakarta -PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja akan meluncurkan fitur LinkAja Syariah pada akhir November 2019 sebagai peluang merangkul segmen masyarakat yang masih ragu menggunakan e-money atau mobile payment, karena mungkin dianggap tidak sesuai dengan akad syariah.
"Rencananya akhir November tahun ini (diluncurkan)," ujar CEO LinkAja Danu Wicaksono di Jakarta, Senin.
Selain itu, fitur LinkAja Syariah tersebut untuk menyambut baik ajakan kerja sama dari Komite Nasional Keuangan Syariah atau KNKS, di mana LinkAja Syariah bisa menjadi e-money syariah.
"Inklusi keuangan bisa diakselerasi dengan program syariah ini, karena bisa berusaha masuk ke komunitas yang ragu untuk menggunakan e-money sekarang. Dengan program syariah itu diharapkan mereka bisa lebih nyaman dan menerima LinkAja Syariah sebagaimana LinkAja," kata Danu.
Sebelumnya Group Head Sales Channel dan Unit LinkAja Syariah Widjayanto Djaenudin mengatakan pihaknya menargetkan satu juta pengguna LinkAja yang akan bermigrasi ke layanan LinkAja Syariah sampai akhir 2020.
Widjayanto menuturkan hal tersebut merupakan kesepakatan bersama oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang selama ini berperan sebagai pengelola sistem pembayaran kanal daring LinkAja.
Menurut dia, penetapan target tersebut berdasarkan jumlah total 30 juta pengguna aktif LinkAja saat ini dan adanya kemungkinan untuk semakin meningkatnya masyarakat yang berminat pada sektor syariah.
Selain dari pengguna aktif LinkAja, adanya pasar yang besar seperti sebanyak 26 persen pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri, 25 juta nasabah perbankan syariah, dan 48 ribu karyawan bank syariah membuat potensi pengguna LinkAja Syariah akan semakin luas.
Ia melanjutkan fitur LinkAja Syariah akan berada di dalam platform pembayaran LinkAja sehingga para pengguna memiliki opsi saat melakukan transaksi.
Konsep LinkAja Syariah tersebut memiliki beberapa perbedaan yaitu adanya tiga bank syariah BUMN yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah sebagai bank penampung, serta akad dan prinsip yang dipakai saat transaksi sesuai dengan prinsip syariah.
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
41 hari lalu
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
Bank Danamon Syariah menggelar Travel Fair 2024 untuk membantu nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Acara berlangsung di Gandaria City Mall, Jakarta, mulai 21 sampai 24 Maret 2024.
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
45 hari lalu
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
Direktur BSI Hery Gunarni mengatakan kegiatan santunan anak yatim merupakan rangkaian agenda rutin ulang tahun atau milad BSI yang jatuh setiap 1 Februari.
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
26 Februari 2024
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
BI memproyeksikan Ekonomi Syariah Indonesia tumbuh sebesar 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024. Adapun pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan perbankan syariah.
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
26 Februari 2024
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
Kementerian Keuangan menyoroti minimnya porsi keuangan syariah terhadap kinerja sektor keuangan nasional. Padahal, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.