Begini Alasan LPS Turunkan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Selasa, 24 September 2019 13:32 WIB

ATM di Jakarta, Kamis (9/4). Seiring dengan turunnya suku bunga acuan BI menjadi 7,50 persen pada awal April ini, Lembaga Penjaminan Simpanan kembali menurunkan tingkat suku bunga wajar. TEMPO/Gita Carla

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS lewat agenda Rapat Dewan Komisioner pada Senin, 23 September 2019 memutuskan menurunkan tingkat suku bunga penjaminan sebesar 25 basis poin. Penyesuaian terjadi untuk suku bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum dan di Bank Perkreditan Rakyat, serta suku bunga penjaminan simpanan valuta asing di bank umum.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan ada tiga alasan mengapa lembaganya memutuskan menurunkan tingkat suku bunga penjaminan. Pertama, penurunan itu sejalan dengan penurunan bertahap pada suku bunga simpanan perbankan pasca penurunan suku bunga kebijakan moneter.

"Setelah Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan, perbankan mulai merespon dengan melakukan penyesuaian pada suku bunga simpanan khususnya time deposit," kata Halim saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa 24 September 2019.

Di sisi lain, komponen distance margin yang merupakan representasi intensitas persaingan antar bank menunjukkan tren stabil. Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut dan mempengaruhi kebijakan tingkat bunga penjaminan ke depan.

Kedua, menurut Halim, penurunan tingkat suku bunga penjaminan juga sejalan dengan membaiknya prospek dan risiko likuiditas perbankan di tengah tren perbaikan pertumbuhan simpanan. Indikasi tersebut terlihat lewat membaiknya Loan to Deposit Ratio atau LDR yang semakin membaik.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data OJK, LDR perbankan cenderung membaik dari 94,28 persen pada Juni 2019 menjadi 93,81 persen pada Juli 2019. Pertumbuhan DPK bank umum pada Juli 2019 juga membaik menjadi 8,01 persen year on year (YoY) dari 7,42 persen pada bulan sebelumnya.

Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit berada di posisi 9,91 persen YoY pada Juni 2019 sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,58 persen. Hingga akhir tahun 2019 proyeksi pertumbuhan kredit dan DPK masing-masing adalah 11,7 persen dan 7,4 persen.

Ketiga, penurunan juga sejalan dengan stabilnya kondisi sistem keuangan sejalan dengan meredanya volatilitas di pasar keuangan. Indikator tersebut tercermin lewat rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut catatan LPS, rata-rata nilai tukar mencapai Rp 14.161 per dolar AS pada periode observasi 21 Agustus – 17 September 2019.

Rupiah tercatat, melemah terbatas sebesar 0,7 persen dari rata-rata nilai tukar pada periode observasi pada 12 Juli– 8 Agustus 2019. Namun secara point to point, rupiah menguat 0,9 persen, dari level Rp 14.231 per dolar AS pada 8 Agustus 2019 menjadi Rp 14.100 per dolar AS pada 17 September 2019.

Selain itu, Indeks Stabilitas Perbankan atau BSI mencapai 99,93 pada posisi Agustus 2019, naik 5 bps dari posisi Juli 2019 (99,88). Berdasarkan update menggunakan data per 16 September 2019 posisi BSI kembali naik ke level 99,95.

"Angka ini masih berada dalam kategori normal sejalan dengan adanya tekanan market pressure khususnya di indikator Indeks Harga Saham Gabungan," kata Halim, Ketua Dewan Komisioner LPS.

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

14 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

20 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya