Jadi Bancakan Oknum, Budi Waseso Sarankan Alur BPNT Diubah

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Senin, 23 September 2019 19:48 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, (tengah) melihat salah satu beras bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Kanan) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Gudang Perum Bulog divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. Peninjauan tersebut guna mengecek langsung ketersediaan pasokan beras di gudang tersebut. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas, menilai skema penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) saat ini ada kesalahan. Karena itu, ia menyarankan skema baru dalam penyaluran diserahkan kepada pemerintah, dalam hal ini melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial dan Bulog sendiri.

"Jadi harapan saya nanti, uangnya ada di Kementerian Keuangan, programnya ada di Kementerian Sosial, terus barangnya atau supliernya dari Bulog, semuanya pemerintah. Supaya bisa diawasi dan ada jaminan," ujar Budi Waseso di kantor Pusat Bulog, Jakarta, Senin, 23 September 2019.

Dia menjelaskan, skema saat ini dianggap salah, karena banyak ditemukan kecurangan-kecurangan dalam penyaluran BNPT kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Seperti tidak sesuainya kualitas beras yang seharusnya diberikan, dan pengurangan jumlah bantuan itu sendiri.

"Itu berangkat dari penyalur-penyalur istilahnya uang negara jadi bancakan padahal untuk saudara-saudara kita yang kurang," kata Buwas.

Budi Waseso mengungkapkan, Kementerian Sosial harus bertindak sebagai penyedia data dari daftar masyarakat yang berhak menerima dari BNPT. Lalu kemudian Bulog akan menjadi penyedia pangan dan menyalurkan langsung kepada rakyat yang berhak.

"Maka Kemensos ini hanya menyajikan data, dan masyarakat yang berhak menerima BPNT, seperti nama alamat dan tempat jelas itu diserahkan kepada Bulog," ungkap Budi Waseso.

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini menganggap, pemegang dana BPNT sepenuhnya diserahkan kepada Kementerian Keuangan, karena lembaga tersebut lebih profesional dalam pengelolaan keuangan. "Bagaiman tentang anggaran yang mencapai 17 sampai 20 triliun, ya ada di Kemenkeu, kan paling profesional memegang duit kan Kementerian Keuangan," Budi Waseso menambahkan.

Menurut dia, keputusan itu diambil guna melaksanakan tindakan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi yang sangat berpotensi apabila uang tersebut dikelola oleh pihak yang tidak semestinya. Buwas mengatakan, pihaknya juga tidak ada niatan sedikit pun untuk mencari bagian terhadap bantuan kepada masyarakat miskin tersebut. "Tapi Bulog juga tidak ingin, jujur Bulog juga tidak ingin ambil uang itu. Supaya di dalam pemahaman KPK itu pencegahan," kata Buwas.

Budi Waseso menganggap perubahan penyaluran tersebut penting, mengingat BPNT mendapat anggaran yang lebih besar pada tahun 2020. Besarannya meningkat menjadi Rp150 ribu setiap KPM dari yang sebelumnya Rp110 ribu per KPM.

"Tahun depan kan nilainya jadi Rp150 ribu. Maka kita akan tentukan Rp150 ribu itu beras berapa, gula berapa, minyak berapa telur berapa. Bulog yang kirim tak kena biaya apa-apa. Kerjasama sudah dibangun," tutur Budi Waseso.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

18 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

23 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

23 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

9 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

10 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

12 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya