Menteri Susi Minta Pengusaha Perikanan Gantikan Peran Cina

Reporter

Antara

Senin, 23 September 2019 15:37 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menunjukkan alat capit yang digunakan untuk membersihkan sampah di kawasan Pantai Timur, Kelurahan Ancol, Jakarta, Ahad, 18 Agustus 2019.Acara ini diselenggarakan serentak di 108 titik seluruh Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Susi Pudjiastuti mengajak pengusaha perikanan dari berbagai daerah perlu untuk segera memanfaatkan momentum perang dagang dengan cara memasok komoditas perikanan ke Amerika Serikat yang selama ini dipasok dari Cina.

Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut meminta pengusaha Indonesia memanfaatkan momentum perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor produk perikanan ke Amerika Serikat.

Pasalnya, ujar Susi Pudjiastuti, akibat perang dagang tersebut, Amerika Serikat menerapkan tarif impor yang besar hingga 250 persen bagi produk Cina, sehingga diberitakan sebanyak 14.000 metrik ton tuna loin asal Cina hilang dari pasar Amerika Serikat.

"Suplai itu mestinya digantikan oleh ikan-ikan Indonesia, ikan-ikan milik perusahaan Indonesia," kata Menteri Susi dalam siaran pers, Senin, 23 September 2019.

Namun, Menteri Susi mengingatkan bahwa guna mewujudkan hal tersebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berencana menggantikan posisi Cina dalam sektor perdagangan dengan melakukan pendekatan kepada para pelaku usaha Amerika Serikat (AS).

Sofjan menuturkan dalam melakukan pendekatan tersebut maka Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mempertemukan para bankir dan perwakilan kamar dagang AS atau US Chamber untuk membahas tentang adanya peluang perdagangan terutama terkait barang-barang antara Indonesia dan Amerika.

"Kita gantikan peranan Cina sebagian. Itu besar sekali. Kita mau ganti, jadi beli ke kita ke perusahaan kita," kata Sofjan Wanandi saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat, 13 September 2019.

Sofjan melanjutkan, kerja sama ini bersifat bilateral sehingga akan mempertimbangkan secara matang tentang keperluan dan kepentingan dari masing-masing kedua negara tersebut.

“Kerja sama dengan AS harus bilateral. Kerja samanya masih kita bicarakan apa yang mereka perlukan dan apa yang kita perlukan,” ujarnya.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

43 menit lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

20 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya