Buwas Beberkan Awal Mula Bulog Terbelit Beban Bunga Bank 250 M

Senin, 23 September 2019 13:29 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Komisaris Jenderal purnawirawan, Budi Waseso, usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor wakil presiden, Jakarta, 22 Mei 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas menjelaskan penyebab dari beban bunga bank yang harus ditanggung perusahaan pangan pelat merah hingga mencapai Rp 250 miliar per bulan. Bunga itu dikenakan karena realisasi serapan berasnya sulit untuk tercapai sampai akhir tahun.

Semula target penyaluran beras Bulog mencapai 700 ribu ton pada paruh kedua tahun 2019 ini. Namun, ia memperkirakan hingga akhir tahun ini hanya mencapai 150 ribu ton.

Stok beras yang masih tersimpan di gudang Bulog itu yang kemudian mengerek bunga terus bertambah. "Karena tadi dengan 700 ribu ton ternyata hanya mendapatkan riilnya 150. Berarti yang tidak terealisasi adalah 550 ribu ton. Artinya bunga jalan terus," ujar Buwas di kantor Pusat Bulog, Jakarta, Senin, 23 September 2019.

Lebih jauh Buwas mengungkapkan, penyebab dari tidak terserapnya cadangan beras Bulog ke pasar adalah banyaknya mafia beras yang berusaha menghalangi tujuan dari perusahaan BUMN tersebut. Banyak pihak yang berusaha menjatuhkan nama Bulog dengan memberikan citra beras yang buruk karena berbau dan terdapat kutu di dalam kemasan yang sama persis dikeluarkan oleh perusahaan pangan pemerintah tersebut.

"Mereka dengan mudah, mengemas beras medium dengan bungkus premium dengan takaran yang tidak sesuai, lalu mengatas namakan Bulog," ucap Buwas. Dengan praktik-praktik tersebut, negara dirugikan karena banyak beras Bulog yang tidak terserap akibat berbagai isu yang tidak bertanggung jawab.

Sebelumnya mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polisi ini menceritakan kesulitan yang dialami perusahaan pelat merah itu kepada Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Buwas menyebutkan, Bulog harus menyiapkan anggaran Rp 14 miliar sampai Rp 16 miliar setiap hari yang berasal dari bunga dan operasional. "Setiap bulan kami harus membayar bunga Rp 240 miliar sampai Rp 250 miliar," katanya awal September lalu.

Buwas mengatakan, jika terjadi seperti ini terus, Bulog akan mengalami kolaps dan tidak bisa menjalankan penyediaan pangan. "Maka Bulog akan kolaps dan akan hilang, karena memang kami rugi besar. Kami juga mau dukungannya (DPR). Komisi IV selama ini mendukung kami sehingga kami bisa eksis."

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

12 jam lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

4 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

5 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

6 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

7 hari lalu

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

Berikut ini eretan bunga paling mahal di dunia, ada yang dikembangkan selama 15 tahun dan harganya mencapai Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

9 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

22 hari lalu

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

Hakim konstitusi Arief Hidayat mempertanyakan alasan Buwas diganti Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi di tengah masa kritis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

24 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya