Suku Bunga Acuan BI Turun, Kapan Bunga Kredit Perbankan Menyusul?

Sabtu, 21 September 2019 16:09 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo (dua dari kiri) bersama jajarannya memberikan keterangan kepada wartawan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 25 bps menjadi 6,25 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Lembaga Pengem­bangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang menilai keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sudah tepat. Namun, kebijakan ini diprediksi tak bisa langsung berdampak ke peningkatan pembiayaan.

Efek pemangkasan suku bunga dan relaksasi LTV, sambungnya, bisa tertunda lantaran ada persoalan likuiditas di bank dan ketidakpastian pelaku usaha di sektor riil.

“Transmisi penurunan suku bunga kredit masih perlu waktu. Masih banyak ketidakpastian,” ujarnya, Jumat 20 September 2019.

Rasio LTV merupakan angka perbandingan antara nilai pinjaman yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan berupa properti pada saat pemberian kredit.

Advertising
Advertising

Skema LTV/FTV membuat uang muka kredit kendaraan bermotor dan properti turun. Bank Indonesia menyebut uang muka KPR turun 5 persen dan untuk kendaraan bermotor turun 5 persen-10 persen per 2 Desember 2019.

Dia menilai relaksasi rasio loan to value/financial to value (LTV/FTV) sekaligus pemangkasan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi sektor properti dan otomotif, serta industri manufaktur.

Lando memperkirakan efek paling cepat dari kebijakan ini baru akan dirasakan pada kuartal I/2020. Pasalnya, transmisi penurunan suku bunga kredit masih memerlukan waktu, setidaknya dalam beberapa bulan ke depan.

Ekonom Indef Bhima Yudistira menjelaskan kondisi likuiditas bank yang masih ketat bisa membawa efek negatif dari langkah BI tersebut.

Menurut analisanya, bank akan menjaga likuiditas terlebih dahulu sebelum menyusun rencana peningkatan fungsi intermediasi.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaadmadja meyakini relaksasi LTV dapat menggerakkan kredit properti. Namun, hal itu bisa terjadi dengan catatan daya beli masyarakat membaik.

“LTV akan kami sesuaikan dengan profil kredit nasabah, yang penting sudah ada dukungan dari BI, pelaksanaan akan disesuaikan dengan risk appetite masing-masing bank.”

<!--more-->

Direktur Retail Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Donsuwan Simatupang mengatakan faktor permintaan akan menjadi kunci penentu kembali normal atau tidaknya pembiayaan rumah serta kendaraan bermotor.

“Persoalan KPR [kredit pembiayaan rumah] itu seperti KKB [kredit kendaraan bermotor] juga, market-nya yang masih kami tunggu. Tumbuh, tetapi belum normal dan isunya sekarang bukan suku bunga atau LTV.”

Setelah penyesuaian suku bunga dan relaksasi LTV/FTV, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan perbankan perlu menyesuaikan kebijakan kredit konsumsi terlebih dahulu baik dari sisi bunga maupun persyaratan kredit.

“Kami yakin permintaan kredit properti akan meningkat dpada 2020 nanti.”

Direktur Finance, Treasury & Strategy PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nixon L.P. Napitupulu meyakini relaksasi LTV oleh BI bisa membuat KPR lebih bergairah.

Relaksasi ini dianggap memberi insentif bagi perseroan yang tengah menjalankan konsolidasi dalam bisnis nonsubsidi. “Buat KPR nonsubsidi pasti berpengaruh. Ini akan mendorong penjualan, dan penyaluran kreditnya.”

Meski optimistis, Nixon mengakui pasar kredit properti saat ini masih tertekan. Dia menyebut banyak rumah baru yang tidak terserap pasar, sementara hunian-hunian sekunder tak banyak berkembang pembeliannya oleh masyarakat.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya