Cukai Naik, Analis Rekomendasikan Beli Saham Rokok Ini

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 19 September 2019 13:58 WIB

Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan cukai rokok sebesar rata-rata 23 persen mulai 1 Januari 2020 telah menjadi sentimen negatif bagi emiten rokok. Hal ini tercermin dari harga saham produsen rokok yang melemah cukup tajam pada awal perdagangan pekan ini.

Menanggapi fenomena ini, Bahana Sekuritas menilai harga saham rokok masih berfluktuasi hingga Oktober seiring dengan rencana kenaikan tarif cukai dan harga jual eceran rokok tahun depan yang di luar perkiraan pasar.

Analis Bahana Sekuritas Giovanni Dustin menilai, rencana kenaikan tarif cukai ini cukup mengejutkan pelaku pasar karena merupakan kenaikan cukai tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Namun, ini sebenarnya bisa dimengerti karena pemerintah tidak menaikkan tarif cukai pada tahun ini.

Dengan rencana kenaikan tersebut, sekuritas yang dimiliki Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini, menilai volatilitas saham rokok masih akan berlanjut sampai Oktober hingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang lebih detailnya.

Dalam hitungan sementara Bahana, dengan rencana kenaikan rata-rata tarif cukai sebesar 23 persen, produsen rokok akan membebankan kenaikan tersebut kepada konsumen dengan menaikkan harga jual rata-rata sekitar 16 persen - 18 persen.

Dengan rencana kenaikan ini, Bahana menilai PT Gudang Garam Tbk. akan sedikit lebih sulit membebankan seluruh beban kenaikan cukai ini kepada konsumennya karena produksi rokoknya masih lebih didominasi oleh rokok untuk kalangan menengah-bawah.

Advertising
Advertising

Sementara itu, PT HM Sampoerna Tbk. akan sedikit lebih leluasa menaikkan harga rokoknya karena portfolio produk rokok yang lebih berimbang. “Saat ini harga saham rokok secara valuasi sudah cukup atraktif, namun tekanan dan ketidakpastian masih akan ada hingga pemerintah mengeluarkan PMK detailnya,” katanya.

Karena itu, Bahana memberi rekomendasi beli atas saham HM Sampoerna dengan target harga Rp4.150 per saham sebagai pilihan terbaik. Sebab, produksi rokok HMSP lebih beragam sehingga lebih leluasa dalam menyesuaikan harga. Emiten bersandi saham HMSP ini juga memiliki cashflow yang lebih sehat untuk menopang dividen.

Rekomendasi beli juga diberikan kepada saham GGRM dengan target harga Rp90.200 per saham. Keputusan pemerintah menaikkan tarif cukai yang cukup mengejutkan pasar untuk mengurangi konsumsi rokok nasional dan meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi rokok ilegal serta mendorong kenaikan pendapatan negara.

Pada perdagangan sesi I Kamis hari ini, mayoritas saham emiten rokok ditutup melemah. Saham HMSP ditutup melemah 0,42 persen ke level Rp2.360, sedangkan saham GGRM melemah 0,14 persen ke level Rp55.350.

BISNIS

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

6 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

10 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya