Sri Mulyani Tagih Pertumbuhan dari Industri Properti

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Rabu, 18 September 2019 20:56 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski telah memberikan sejumlah insentif, pertumbuhan industri properti selama beberapa tahun terakhir belum menggembirakan. Karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan kemajuan pertumbuhan industri ini pada sisa tahun ini.

Sri Mulyani menuturkan, selama empat tahun terakhir, pertumbuhan industri properti dan realestat selalu lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan PDB Indonesia. Pada 2017, industri properti mencatat pertumbuhan sebesar 3,66 persen dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 5,07 persen. Pada 2018, pertumbuhan sektor properti melorot jadi 3,58 persen, sementara pertumbuhan PDB naik jadi 5,17 persen.

Selain itu, realisasi investasi pada sektor ini juga mengalami penurunan. Penanaman modal asing (PMA) yang pada kuartal II/2018 dapat mencapai kisaran US$1 miliar, menurun pada kisaran angka US$600 juta.

"Padahal, pemerintah telah memberikan sejumlah insentif demi menggairahkan industri properti," kata Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Properti Kamar Dagang dan Industri Indonesia 2019 di Jakarta pada Rabu 18 September 2019.

Salah satu insentif yang diberikan, kata Sri Mulyani, adalah dengan menaikkan batasan nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan PPnBM, dari awalnya memiliki nilai batasan awal jual Rp5 miliar-Rp10 miliar menjadi Rp30 miliar.

"Kami sudah bertemu dengan para pengusaha yang meminta ini diubah. Tarif PPh pasal 22 untuk hunian mewah juga sudah dioangkas dari 5 persen menjadi 1 persen. Tetapi, selama ini masih belum terlihat pertumbuhannya," kata Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Insentif lain yang diberikan pemerintah adalah menaikkan Batasan Tidak Kena PPN Rumah Sederhana sesuai wilayah. Yang mendapat insentif ini adalah hunian Rumah Susun Sederhana Milik yang perolehannya dibiayai melalui kredit atau pembiayaan bersubsidi yang memenuhi ketentuan pada PP No. 81/2015 dan PMK No. 269 serta PMK No. 10 tahun 2015.

"Saya meminta kepada pengusaha di bidang ini untuk selalu bersikap positif dan memanfaatkan insentif-insentif yang telah kami keluarkan. Industri properti ini dapat mempengaruhi bidang lain secara signifikan. Saya harap sudah ada perubahan pada kuartal III tahun ini atau semester I tahun depan," tutur Sri Mulyani.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

19 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya