Jokowi Kesal Investor Asing Batal Datang, Indef Sebut 2 Sebab Ini

Senin, 9 September 2019 12:58 WIB

Suasana pembunganan jalur rel Light Rail Transit telah mencapai 64,4 persen di wilayah Jabodetabek, di kawasan jalan HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Agustus 2019. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan memperpanjang pembangunan fase II rel LRT ke Jakarta International Stadium diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp4,1 Triliun. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kekesalan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal investor asing yang batal datang menanamkan modalnya di Indonesia ditanggapi oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho.

Andry mengatakan setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan perusahaan asing masih enggan berinvestasi di Indonesia. Pertama, karena investor masih melihat mahalnya biaya untuk menanamkan modal di Tanah Air.

Biaya investasi yang mahal tersebut bisa dilihat dari biaya input produksi yang masih mahal. Biaya input tersebut, bisa dilihat dari harga energi yang masih mahal, harga dan aksesibilitas untuk mendapatkan bahan baku juga dinilai masih terbatas.

"Belum lagi biaya tenaga kerja juga tidak lebih murah dari negara ASEAN lainnya meskipun jumlahnya besar. Selain gaji juga variabel lainnya yang masih belum bisa fleksibel, seperti pesangon," kata Andry ketika dihubungi Tempo, Senin 9 September 2019.

Advertising
Advertising

Andry melanjutkan, investasi asal Cina yang enggan datang ke Indonesia karena investor memiliki penilaian soal produk yang bisa tembus ke pasar Amerika Serikat. Dalam hal ini, investasi langsung atau foreign direct investment asal Cina memiliki karakteristik untuk membentuk diversion trade supaya produk tetap kompetitif.

"Syaratnya, tentu negara tujuan investasinya adalah masih menawarkan harga input yang rendah dan tersedianya sumberdaya," kata Andry.

<!--more-->

Andry menuturkan, salah satu keberhasilan investasi dari Cina yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri di Morowali, Sulawesi Tengah. Alasannya sederhana, karena Indonesia memiliki sumberdaya yang tidak dimiliki negara ASEAN lain yakni nikel. Adapun Lithium menjadi bahan baku untuk membuat baterai lithium untuk kendaraan listrik Cina.

Faktor kedua yang membuat investor asing masih enggan masuk ke Indonesia karena ruwetnya regulasi dan juga regulasi yang seringkali berubah. Padahal, baik investasi langsung maupun portofolio sama-sama membutuhkan kepastian regulasi dan pemerintah yang pro investasi.

Selain itu, investasi juga masih terhambat karena belum sinerginya pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Akibatnya, banyak aturan atau regulasi yang inkonsisten atau berubah-ubah sehingga tidak memudahkan dalam berinvestasi, terutama di daerah yang disediakan untuk investasi seperti KEK dan KPPB

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengungkapkan kekesalan kepada para menterinya. Ia mengeluhkan rumitnya mengurus perizinan sehingga membuat investor memilih berinvestasi ke negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Kamboja.

Ia kemudian meminta para menterinya mulai menyederhanakan peraturan yang memperlambat perizinan. Sebab, ia menerima catatan dari Bank Dunia bahwa 33 perusahaan yang keluar dari Cina, ternyata di antaranya tak ada yang ke Indonesia. "Enggak ada yang ke Indonesia," kata Jokowi dalam rapat terbatas, Rabu, 4 September 2019 di Kantor Presiden, Jakarta.

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

2 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

3 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

5 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

6 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

7 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

10 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya