Jurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global

Kamis, 5 September 2019 06:46 WIB

Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers terkait kondisi terkini Papua di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Situasi Papua saat ini sudah berjalan normal kembali. Permintaan maaf sudah dilakukan, menunjukkan kebesaran hati untuk saling memghargai dan menghormati sebagai bangsa. Presiden juga memerintahkan Kapolri untuk menindak secara hukum tindakan diskriminasi ras etnis rasis secara tegas. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kian serius mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar. Kemarin, Presiden Joko Widodo secara khusus menggelar rapat terbatas untuk membahas langkah-langkah dan antisipasi dalam menanggapi perkembangan ekonomi dunia tersebut.

“Langkah-langkah antisipatif diharapkan sudah benar-benar secara konkret kita siapkan, dan kita berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi serta dampak resesi yang semakin besar ini bisa kita hindari,” ujar Jokowi, di Istana Kepresidenan, Rabu 4 September 2019. Menurut dia, langkah tercepat yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi hal itu adalah dengan meningkatkan investasi yang masuk.

Jokowi pun meminta jajarannya untuk sigap menginventarisasi segala regulasi mengenai ekonomi dan investasi yang dirasa menghambat gerak pemerintah dalam upaya meningkatkan laju ekonomi nasional.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 hanya mencapai 5,05 persen secara tahunan, atau melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27 persen. “Nanti seminggu lagi kita akan bicara mengenai masalah bagaimana segera menyederhanakan peraturan yang menghambat dan memperlambat itu,” ucapnya.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves sebelumnya telah lebih dulu menemui Jokowi untuk mengingatkan pemerintah akan ancaman pelemahan ekonomi global. “Ada juga beberapa poin yang perlu diwaspadai pada situasi geopolitik saat ini, Indonesia perlu terus memonitor dan menyiapkan langkah,” ujar dia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Chaves mengungkapkan Bank Dunia merekomendasikan agar pemerintah Indonesia terus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan (CAD) dengan penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI). “Cara ini paling baik untuk menambah modal juga memperbaiki aliran portofolio,” katanya. Menurut dia, pemerintah perlu memberikan kepastian hukum terhadap investor asing, agar mereka tertarik untuk merealisasikan investasinya. “Aturan mainnya harus jelas, stabil,” ucap Chaves.

Sementara itu, Bank Indonesia turut memantau perkembangan sejumlah negara yang mulai terjangkit resesi perekonomian global. Adapun penyebab utamanya masih bersumber dari perseteruan dagang antara Cina dan Amerikat Serikat (AS) yang masih tak diketahui ujungnya.

“India saja pertumbuhan ekonominya sudah turun cukup tajam, dari 6-7 persen sekarang 5 persen, konsumsi masyarakatnya rendah sekali,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Terakhir beberapa negara yang terkena krisis perekonomian adalah Turki dan Argentina.

Meski demikian, bank sentral memproyeksikan kondisi perekonomian masih kuat dan kredibel. Terlebih, dari sisi imbal hasil investasi, Indonesia masih menarik dibandingkan dengan negara-negara lainnya. “Makro ekonomi kita masih bagus, moneter dan fiskal kita juga,” ujarnya. “Kita juga masih punya daya tahan ditopang perekonomian domestik yang masih kuat.”

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani mengatakan posisi pelaku usaha kini semakin sulit akibat perang dagang dan gejala perlambatan ekonomi global. Tak pelak, aliran investasi sektor riil yang masuk juga terbatas. “Aliran investasi yang masih ada pun motifnya juga hanya satu, yaitu mencari production cost yang lebih kompetitif untuk mensuplai pasar global,” kata dia. “Sebab, motif investasi lainnya tidak didukung oleh kondisi pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Menurut Shinta, ada dua faktor yang menentukan aliran modal asing dan menjadi pertimbangan investor. Pertama, tren investasi global. Kedua, perhitungan terhadap beban dan benefit dari iklim usaha suatu negara dibandingkan dengan negara competitor lain,” ucapnya.

FRISKI RIANA | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

22 menit lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

50 menit lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

3 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

5 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

16 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

16 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

18 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

19 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

19 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

20 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya