Kemenperin Prioritaskan 5 Industri, BI Pilih 3 Sektor Unggulan

Rabu, 4 September 2019 12:30 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo saat ditemui awak media usai mengikuti salat Jumat di masjid Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Juni 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan BI memiliki tiga industri yang menjadi prioritas pengembangan.

"Kementerian Perindustrian tetapkan ada lima sektor industri dalam peta jalan industri 4.0 Indonesia, di antaranya terkait dengan tekstil, mamin (makanan minuman), otomotif, kimia, dan elektronik. Kami lihat dengan lima komoditi utama ini, BI juga lihat sektor unggulan," kata Dody di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 4 September 2019.

Menurut dia, lima industri dipilih jadi prioritas Kemenperin karena sumbangannya terbesar pada PDB, sumbangan terbesar ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. BI memilih tiga sektor juga karena melihat hal serupa, ditambah kriteria daya saing pasar global dan juga dorongan membentuk net surplus devisa pada pertumbuhan ekonomi.

"Kami dari lima sektor tadi, lihat tekstil, otomotif, juga dengan alas kaki. Ini tentunya bisa juga kita dorong," kata dia.

Menurut Dody, tiga industri itu akan jadi bahasan dalam Rapat Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, siang ini. Dari rapat itu, kata dia, nantinya akan disepakati dan diimplementasikan secepatnya untuk perbaikan sektor manufaktur, khususnya di tiga industri unggulan itu.

Kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ingin ada perubahan nyata di lima sektor industri prioritas dalam percepatan penerapan peta jalan industri 4.0. Hal ini untuk menghadapi perubahan global yang begitu cepat imbas revolusi industri keempat serta membuka jutaan lapangan kerja.

"Saya ingin langkah-langkah perubahan harus betul-betul nyata di lima sektor industri prioritas yang sudah sering kita bicarakan, yaitu di industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, dan elektronik," katanya dalam pengantar rapat terbatas percepatan penerapan peta jalan industri 4.0 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 3 September 2019.

Jokowi menuturkan, jika pemerintah berkonsentrasi untuk memperbaiki struktur industri nasional maka perekonomian semakin kuat dan mampu meningkatkan produk domestik bruto secara signifikan. Selain itu, hal ini bisa meningkatkan ekspor dan investasi Indonesia serta membuka banyak lapangan pekerjaan.

"Saya harapkan apa yang sudah kita rencanakan, yaitu tambahan lebih dari 10 juta lapangan pekerjaan di 2030, bisa kita ciptakan dengan ini," tuturnya.

Jokowi menjelaskan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh maka pemerintah harus berani mengeluarkan bermacam terobosan. Terobosan yang perlu dilakukan antara lain perbaikan regulasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan membangun ekosistem inovasi industri.

HENDARTYO HANGGI | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya