Papua Rusuh, Maskapai Penerbangan Diminta Tak Inapkan Pesawat
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 3 September 2019 07:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi protes yang disusul kerusuhan di kawasan Papua mendesak otoritas penerbangan setempat memberlakukan kebijakan khusus. Unit Penyelenggara Bandara (UPBU) Kementerian Perhubungan Kelas I Wamena, misalnya, meminta operator penerbangan tak menginapkan pesawat untuk alasan keamanan.
Kepala Bandara Wamena, Joko Harjani, mengatakan imbauan itu bisa berlangsung hingga beberapa hari ke depan. "Kami tak ingin ada kerusakan," ucapnya kepada Tempo, Senin 2 September 2019.
Kerusuhan di Kota Jayapura berawal sejak Kamis pekan lalu, tak lama usai demonstrasi puluhan ribu warga lokal yang berlangsung selama beberapa hari. Vandalisme bahkan melumpuhkan akses jalan dan layanan publik kota, yang merember hingga distrik Abepura yang berjarak 17 kilometer dari ibu kota Provinsi Papua itu. (Koran Tempo Edisi Senin, 2 September 2019: Jayapura Belum Sepenuhnya Pulih).
Joko membenarkan kewaspadaan Bandara Wamena ditingkatkan lantaran menjadi rute domestik udara terpadat menuju Jayapura, yang dilayani Wings Air dan Trigana Air. Bila termasuk penerbangan kargo dan rute perintis yang dilayani tujuh maskapai, terdapat 120 pergerakan pesawat setiap harinya.
Meski kompleks bandara mendapat tambahan pengamanan dari aparat, Joko memastikan operasional berjalan lancar. Hingga sore, otoritas masih menyediakan layanan ke rute kecil seperti Kabupaten Yaimo, Lanni Jaya, serta Tolikara.
"Operasional kami hanya 10 jam dari pukul 6 pagi, karena pesawat belum bisa terbang dengan arahan instrumen, hanya visual saat ada matahari," tuturnya.
Juru Bicara Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav, Yohanes Sirait, mengatakan Bandara Sentani yang semula beroperasi hingga sore sedang dibuka selama 24 jam. "Karena perkembangan situasi, kami harus perkuat layanan jika ada kebutuhan drop barang atau evakuasi," katanya.
<!--more-->
Manajemen AirNav, menurut dia, sudah memperbaharui sistem penerbangan wilayah Papua selam dua tahun terakhir. Apalagi, terdapat teknologi pemantau penerbangan berbasis
Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS-B) di tujuh bandara besar Papua. Layanan pemancar data identitas dan koordinat pesawat itu sudah menjangkau total 109 titik.
Meski tak merinci, Yohanes membenarkan unit kenavigasian di beberapa rute perintis sedang menutup layanan, salah satunya di Kabupaten Deiyai. "Karena maskapai tak terbang ke sana. Sebagian personel bandara juga eksodus," ucapnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hengki Angkasawan, juga memastikan moda laut tak terganggu. "Kondisi pelabuhan terkendali, kami terima laporan langsung dari daerah," katanya.
Hingga akhir pekan lalu, kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Jayapura mencatat bahwa kapal-kapal perintis kembali sudah kembali bersandar di pelabuhan Jayapura yang dikelola PT Pelindo IV (Persero). Operasional pelabuhan, khususnya untuk peti kemas, sempat terganggu karena aksi perusakan. Selain pelabuhan, massa menyasar kantor bea cukai dan gedung kerja PT Telekomunikasi Indonesia.
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | RIKY FERDIANTO | AVIT HIDAYAT