Gojek Ditolak di Malaysia, Rudiantara: Grab Saja Boleh ke RI
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 28 Agustus 2019 14:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menanggapi pro dan kontra masuknya perusahaan aplikasi asal Indonesia, Gojek, ke Malaysia. Rudiantara mengatakan semestinya Gojek dapat menjadi pesaing bagi kompetitornya, Grab, agar iklim usaha lebih sehat.
"Menurut saya, punya Malaysia (Grab) boleh masuk ke Indonesia masa Indonesia enggak boleh masuk ke Malaysia? Seharusnya (boleh), jadi persaingan sehat," ujar Rudiantara saat ditemui seusai acara Economic Outlook 2020 di Pacific Place, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Rudiantara mengatakan selama ini Indonesia tidak menutup kesempatan bagi perusahaan luar negeri, khususnya aplikasi, untuk berekspansi ke Tanah Air. Ia mencontohkan masuknya Grab, perusahaan aplikasi asal Malaysia.
Sejumlah kelompok di Malaysia sebelumnya mendemo rencana masuknya Gojek ke negeri jiran itu. Beberapa pengusaha taksi secara terang-terangan resisten terhadap kehadiran Gojek.
Anggota parlemen Malaysia dari Partai Islam Se-Malaysia Aman Razali juga sesikap. Ia menuding pengenalan layanan transportasi Gojek di negaranya hanya akan meningkatkan kasus-kasus pelecehan seksual.
"Ini sama dengan membiarkan para pengguna non-syariah bisa berinteraksi dengan lawan jenis. Ini juga meningkatkan rata-rata kecelakaan sepeda motor dan berdampak pada kualitas transportasi publik. Go-jek juga bisa berkontribusi pada polusi udara," kata Mohd Khairuddin seperti dikutip dari Malaymail.com, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Padahal, pemerintah Malaysia sebelumnya telah memberikan sinyal positif bagi ekspansi perusahaan bervaluasi unicorn itu. Menteri Pengembangan Wirausaha Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof mengatakan izin prinsip ini telah disepakati seluruh kabinet dalam rapat yang digelar Rabu, 21 Agustus 2019.
"Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Perhubungan telah diminta bekerja bersama dan membahas payung hukum yang perlu diubah atau dibuat. Regulasi itu memungkinkan layanan (Gojek) diimplementasikan di negara ini," katanya seperti dikutip dari Malaymail.
Yusof mengatakan payung hukum bakal segera dirembuk untuk melindungi keamanan usaha Gojek bila perusahaan bervaluasi Unicorn itu sudah beroperasi di Malaysia. Adapun alasan pemerintah mengizinkan Gojek beropersi ialah untuk mengembangkan ekonomi, khususnya bagi milenial.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Abdul Rahman telah mengumumkan kabar izin operasi Gojek di Malaysia melalui akun Instagram pribadinya. "Kabinet sebulat suara meluluskan modal Ekonomi Gojek-DegoRide. Terima kasih kepada semua yang membantu dalam merealisasikan impian ini, khususnya YAB Dr Mahathir Mohamad & Menteri Pengangkutan, Anthony Loke,” tulisnya, yang langsung disambut ribuan respons dari warganet.
Saat ditemui di kantornya pada Juli lalu, Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo mengatakan proses menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Malaysia tak terlampau mudah. Ia mengaku perusahaannya telah beberapa kali berkomunikasi dengan pemerintah setempat.
Adapun Chief Public Policy & Government Relations Gojek Group, Shinto Nugroho mengatakan Gojek terbuka dengan kompetisi. Hal itu merepons pertanyaan soal ekspansi bisnis dan kompetitor Gojek di Malaysia, Selasa kemarin.
Di Malaysia, Gojek bersaing dengan setidaknya tiga perusahaan serupa. Pesaing beratnya ialah Grab, yakni perusahaan penyedia aplikasi lokal yang juga telah berekspansi ke sejumlah negara di ASEAN.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MALAYMAIL