BI: Rupiah Melemah, Terpapar Perang Mata Uang Dolar - Yuan

Rabu, 28 Agustus 2019 13:10 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti memberikan salam saat pelantikan di Gedung MA, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019. Destry Damayanti resmi menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan rupiah ikut terpapar dampak akibat perang mata uang dolar-yuan. Kondisi ini terjadi setelah tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina kembali menguat.

"Ini kan kita merasakan (nilai tukar) rupiah bergerak di range Rp 14.100, kemudian 14.200. Dan kita enggak sendirian karena semua negara mengalami hal yang sama," kata Destry dalam Economic Outlook 2020 di Pacific Place, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.

Sebelumnya DPR telah menyetujui perubahan asumsi makro APBN 2019 di antaranya terkait nilai tukar rupiah. Kurs rupiah sebelumnya diusulkan 14.500 per dolar AS, namun belakangan diubah menjadi 15.000 per dolar AS.

Lebih jauh, Destry menjelaskan, perang dagang antara yang terjadi antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya, Cina, sebelumnya telah mendorong depresiasi yuan. Kondisi ini membuat mata uang lain ikut melemah.

Sebab, ujar dia, yuan merupakan salah satu simbol dari emerging market economy atau EME di kelompok pasar negara berkembang. Meski begitu, Destry memastikan kondisi ekonomi Indonesia masih tetap terjaga dengan pertumbuhan di atas 5 persen.

"Ekonomi domestik kita so far oke, terjaga. Kita masih ada pertumbuhan, inflasi kita juga terjaga," ujarnya. Inflasi diprediksi masih akan aman pada level 2-4 persen, bahkan sampai 2020.

Upaya Bank Indonesia di tengah perang dagang salah satunya ialah melonggarkan kebijakan moneter. Sepanjang Juli hingga Agustus lalu, Bank Indonesia telah menurunkan dua kali suku bunga.

Tujuan BI menurunkan suku bunga ialah untuk memberikan ruang bagi perbankan untuk bisa menyalurkan kredit. Sebab, dengan likuiditas yang baik, perbankan dapat menekan suku bunga kredit.

Meski begitu, Destry mengatakan kebijakan bank sentral itu tak bisa membuat rupiah serta-merta menjadi menguat. "Kita tentunya enggak berharap rupiah langsung menguat di bawah Rp 14 ribu karena ekonomi globalnya sekarang seperti itu," ujarnya.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya